Bab 159

+15 BONUS

Selena sadar dia tidak bisa menghindari masalah hari ini, jadi dia bertekad untuk berhenti berhati–hati seperti dulu, dan menghadapi tatapan Harvey serta

meninggikan suaranya.

“Aku benci sikapmu yang selalu merasa paling benar, aku benci sikapmu yang berubah–ubah, jelas–jelas kamulah yang mengusirku, tapi sekarang kamu juga yang nggak melepaskanku. Kamu bilang ayahku berutang nyawa karena adikmu,

keluarga Bennett bangkrut, ayahku berkali–kali kritis, dan aku sudah mengorbankan pernikahanku dan anakku, apa itu masih belum cukup? Kalau masih belum cukup, bunuh saja aku.

Selesai bicara, tatapan Harvey menjadi semakin dingin, Selena pun menjadi gugup, dan jantungnya berdegup kencang di tengah emosinya yang semakin meluap–luap.

“Waktu kamu senang, kamu mengusirku dan memberiku uang sebanyak 2 triliun rupiah, tapi waktu kamu susah, kamu kembali mencariku. Harvey, aku ini manusia, bukan mainanmu. Tahu nggak kenapa aku lebih suka tinggal di pulau terpencil daripada kembali ke kota yang ramai? Karena semua orang di sini

memperlakukanku sebagai manusia! Mereka menghormatiku dan membuatku merasakan apa artinya hidup.”

Harvey semakin menggenggam erat jarinya. Baginya, Selena telah menyukai orang

lain.

hati padamu, kamu jadi mengkhianati dan

melupakan

seperti

pria ini

“Aku nggak…”

dia itu siapa? Kamu tahu niatnya apa? Di dunia ini, kamu

dan menikmati manfaatnya, kamu

apa akhirnya.”

1/3

setidaknya dia nggak akan menyakitiku seperti yang kamu lakukan padaku!” jelas Selena yang kesal

membela George dengan gigih, wajah Harvey menjadi begitu

gigi taringnya, “Aku sudah bilang, melakukan suatu kesalahan pasti akan ada hukumannya, kamu

pergi, Selena pun menyadari

mungkin tidak peduli dengan nyawanya sendiri, tetapi nenek, Yesa, George, dan semua orang di pulau ini telah menjadi

Selena memeluk pinggangnya dari belakang dan memohon dengan rendah hati, “Harvey, aku akan pulang denganmu,

dengan wajah serius dan

melepas jari–jari Selena satu per satu, “Selena, bukannya kamu akan patuh kalau pria itu mati di depanmu?”

menyesal, mengapa dia harus mengutarakan unek–uneknya

cepat.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255