Bab 200
Harvey terus berdiri di depan pintu kamar mandi, alisnya yang tampan terus mengerut, baru saja dia memerintahkan orang untuk melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh pada Selena, seharusnya dia baik–baik saja.
Jumlah darah yang keluar dari hidung Selena jelas melebihi darah mimisan biasa, darahnya mengalir dengan ganas, itu terlihat sangat menakutkan.
Melihat ekspresinya yang cemas, Maisha juga tersadar kembali dan berkata, “Jangan khawatir, anak ini sudah suka pura–pura sakit sejak kecil.”
Agatha juga berkata dengan kompak, “Ibu, aku nggak menyangka adik begitu licik, dia mencoba mendapatkan perhatian dengan cara seperti ini.”
“Benar, anak ini sejak kecil sudah memiliki sifat pembohong, karena ayahnya terlalu memanjakannya, akhirnya dia menjadi seperti ini hari. ini!”
Maisha melihat Harvey lagi, “Harvey, kamu jangan sampai dibohong dia, tubuhnya selalu sehat, bagaimana mungkin dia langsung mimisan padahal aku hanya menyentuh wajahnya dengan pelan, aku bahkan enggak memukul hidungnya.”
Calvin memperingati, “Sudahlah, jangan bicara lagi, bagaimana mungkin mimisan itu palsu?”
“Sekarang apa yang nggak bisa dipalsukan?” balas Maisha.
Harvey menatap Maisha dengan dingin, “Aku sangat penasaran, apakah Selena benar–benar putri kandungmu?”
“Tentu saja.”
begitu sinis sehingga Maisha tidak bisa menyembunyikan ekspresi
pintu kamar mandi sudah terbuka, Selena
dadanya ada banyak bercak noda darah karena dia tidak sempat menghindar tetesan darah yang keluar, sementara dia memasukkan tisu ke
yang memang sudah kurus ini terlihat sangat pucat dan menakutkan sekarang, seolah–olah dia akan jatuh ketika ditiup angin. Maisha tidak merasa bersalah sedikit pun,
reaksi pertamanya bukanlah khawatir padanya,
lagi, dia mendorongnya dengan kuat
saja, dia seharusnya tidak mengharapkan cinta ibu ini sejak awal.
pergelangan tangannya, “Tunggu, aku akan meminta seseorang mengantarmu ke rumah
sejenak, dia melihat wajah tampan Harvey yang khawatir, jika
hanya merasa
dan Maisha adalah orang yang sama, mereka tidak berbeda sedikit pun.
memberikannya apa–apa, tetapi dia
dan memandang Harvey
jika aku ingin kamu yang mengantarku pergi?”
berat yang memukul drum sehingga menghasilkan suara yang
“Selena,
rasa amis yang kuat di tenggorokannya, dia tertawa, “Harvey,
Update Bab 200 of Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat by Jus Alpukat
With the author's famous Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat series authorName that makes readers fall in love with every word, go to chapter Bab 200 readers Immerse yourself in love anecdotes, mixed with plot demons. Will the next chapters of the Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat series are available today.
Key: Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat Bab 200