Bab 259

Orang yang berdiri di pintu adalah Maisha, orang yang pernah Selena pikirkan siang malam. Namun, sekarang hanya dengan melihatnya sekilas saja, Selena sudah merasa sakit hati.

Harvey akan tunangan, tetapi mengapa semua orang yang tidak ingin dia temui malah datang menemuinya?

“Selena, Ibu ingin bicara lima menit saja.”

“Lima detik pun aku nggak punya apa–apa yang bisa kukatakan padamu.” Selena berkata dengan wajah

dingin.

Kebetulan tetangga sebelah rumahnya membuka pintu untuk keluar. Selena yang tidak ingin

masalahnya menjadi tontonan orang–orang, akhirnya memilih membuka pintu lebih dulu dan Maisha mengikutinya masuk.

Ini adalah pertama kalinya Maisha datang ke rumah Selena setelah kembali ke negaranya.

Selena pasti akan menyambutnya dengan sangat ramah. Namun, hari ini dia tidak bersikap seperti itu. Dia melepas sepatunya dengan dingin dan

“Ada perlu apa?”

melihat–lihat sekeliling. Apartemen ini tidak terlalu besar, bisa

pandang.

nggak pindah ke sana saja? Rumah ini kecil

kekurangan, tetapi untuk sesaat dia tidak tahu harus mulai

sih. Dari kecil Ibu hidup dalam kemewahan, tinggal di rumah besar, memakai pakaian bermerek, naik mobil mewah. Bagi Ibu, apartemen kecil ini sama kayak tempat pengungsian. Ibu toh bukan sepertiku, mana mungkin Ibu tahu apa saja

mereka telah memenuhi segala kebutuhanmu sejak kecil. Ibu nggak tahu

genggaman Maisha. Dia tahu Maisha adalah orang yang tidak pernah merasakan penderitaan semacam

tujuan Ibu datang hari ini? Kalau aku

Agatha,

lebih jauh, sebenarnya cukup menyedihkan. Setiap kali ibu kandungnya datang, pasti selalu tentang urusan anak

Ada kilatan yang tidak alami

selama aku menikah dengan Parnan

cerai, nggak bagus kalau terus–terusan bersama dan nggak bisa melepaskan satu sama lain,

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255