Bab 342

Alex merasa kakinya lemas, dan suaranya pun terbata–bata.

“Begini Pak Harvey, meskipun kita berpegang teguh pada materialisme, orang mati dikuburkan untuk ketenangan. Ini tengah malam, Nona sedang tidur nyenyak. Mengganggunya seperti ini tidak baik, ‘kan? Bagaimana kalau dia bangun dengan marah dan keluar dari peti mati?”

Harvey tidak mau repot–repot berdebat dengan Alex karena Alex tidak bisa menyamai kecerdasan

Chandra.

“Panggil orang, segera gali kubur dan buka peti mati ini sekarang juga!” suara Harvey sangat tegas.

“Baik.

Alex telah melakukan banyak hal baik dan buruk dalam hidupnya, tetapi dia tidak pernah melakukan sesuatu yang sekejam ini.

Sambil menggali kuburan, dia bergumam dalam hati. Nona, jangan salahkan aku. Aku hanya bawahan. Ada hutang ada piutang, kalau mau cari, cari saja kakakmu. Kakakmu yang berani.

Harvey tidak tinggal diam. Dia bergerak lebih cepat dari siapapun. Alex menyuruhnya berteduh dari hujan, tapi dia tidak mendengarkan sama sekali.

Saking takutnya merusak peti mati, dia setengah berlutut di tanah dan menggali tanah dengan

tangannya.

Ini adalah pertama kalinya Alex melihat Harvey dalam keadaan yang begitu kacau. Dia juga merasa cemas dan tidak tahu apa yang akan dilakukan Harvey.

Ketika peti mati itu terbuka sepenuhnya, Alex melihat ekspresi rumit di wajah Harvey.

Takut dan cemas, tetapi di balik itu semua ada sedikit harapan.

terjadi dengan jenazah

Harvey, apakah kita perlu membuka peti mati

ragu sejenak, akhirnya dia tetap

Harvey, tolong berdiri agak jauh.”

kematian. Namun, Harvey sangat sedih

mengalami perlakuan yang tidak manusiawi sebelum kematiannya. Dia tidak ingin

waktu dua tahun,

+15 BONUS

bisa dilihat hanyalah beberapa tulang belulang. Alex tidak mengerti apa yang ingin dia

atas kepala, tangan Alex yang

dengan keras dan

benda–benda penguburan yang dikuburkan bersama, hanya tersisa

“Pak Harvey, peti mati sudah terbuka.

tulangnya, lakukan tes

kamu curiga

militer untuk diperiksa. Kamu sendiri yang mengantarnya, jangan lewat tangan orang lain.

“Baik.”

tidak berani bercanda lagi, wajahnya

Harvey, dan angin dingin bertiup kencang.

yang lemah, dia melangkah

ada di tangan Calvin, dia tidak segera bergegas ke sana.

rumah dan mandi, lalu tanpa mengatakan apa pun duduk

terang benderang, menyala

masuk dengan tubuh menggigil kedinginan, tepat saat

ruang tamu seperti

kain tipis putih menari dengan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255