Bab 385

Calvin kembali menghubungi Poison Bug. Dla kira, Poison Bug akan menolaknya setelah insiden dengan Agatha. Namun, ternyata mereka setuju untuk bertemu sesuai waktu yang telah disepakati.

Calvin tidak bisa memahami pemikiran Poison Bug. Jika yang satu berani bicara, yang lain berani menepati janjinya.

Usai menyepakati strategi, Harvey harus kembali menyusunnya. Saat dia pergi, dia melihat Antono tampak tertegun dan tidak fokus.

Setelah meninggalkan kediaman keluarga Wilson, Harvey segera memberi perintah, “Selidiki apa saja yang dilakukan Antono akhir–akhir ini dan dengan siapa dia bertemu.”

Chandra mengerti maksudnya. “Apa Tuan Harvey mencurigai Kakek Antono?”

“Kalau nggak ada yang melindungi Poison Bug, kita nggak akan kesulitan melacak mereka sampai sekarang. Nggak banyak orang di Kota Arama yang bisa melakukan hal itu. Terlebih lagi, sikap Antono tadi mencurigakan banget.”

Chandra mengernyitkan keningnya sebelum kembali bertanya, “Mengingat status Kakek Antono, seharusnya nggak mungkin dia terlibat dengan orang–orang semacam itu, ‘kan?”

“Kamu tahu kenapa semua penipu yang menjual produk perawatan kesehatan mengincar para lansia? Apakah karena mereka bodoh? Nggak juga, karena pengalaman mengajarkan kalau orang tua justru lebih berhati–hati. Alasan kenapa penipu seringkali berhasil, ya, karena lansia punya kelemahan tertentu.

“Apa kelemahannya?”

takut dengan kematian. Kontak antara Poison Bug dan pejabat tinggi

menurutmu Kakek Antono

tapi kondisinya sekarang jauh lebih baik daripada sebelumnya. Bukan nggak mungkin diam–diam dirinya bertransaksi dengan Poison Bug, jadi dia nggak percaya pas tahu kecelakaan Agatha terkait

Poison Bug hanya bisa hidup dengan bergantung padanya. Dia

“Pada akhirnya,

+15 BONUS

ini hanya dugaanku aja. Coba

Chandra, menyetujui permintaan

sangat dekat

dengan Poison Bug sangat berbahaya. Kita

mereka. Kalau kita

kembali menuju kediaman Irwin, dia melihat

berdiri begitu melihat

“Bagaimana dengannya?”

Muda Harvest di lanta sama Nona Selena,”

Muda

diberi tahu, Harvey sudah bisa menebaknya. Dia buru–buru pergi ke atas, mendorong pintu kamar

suara, “Anak nakal, jangan siram aku! Bajumu basah semua! Oke,

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255