Bab 583

Selena sontak terkejut, dia memalingkan wajahnya ke arah Harvey. “Kamu ngomong apa, sih?”

Harvey masih menatap ke kejauhan dengan ekspresi datar. “Semua orang pasti akan mati, kalau suatu

saat nanti aku kecelakaan…”

“Nggak ada yang tahu kedepannya gimana, jangan ngomong kayak gitu, ah!” Selena merasa tertekan. dia tidak ingin mendengar kata–kata tentang kecelakaan. Tanpa sadar, tangannya meraba perut kecilnya.

Tanpa sepatah kata pun, Harvey membawa Selena ke pusat perbelanjaan terdekat. Mereka berdua seperti pasangan pada umumnya, berkeliling, makan, dan menonton film bersama.

Semua ini adalah hal–hal yang dulu sangat ingin Selena lakukan.

Meskipun dia sudah lupa, tapi ada perasaan puas di dalam hatinya.

Pada malam itu, salju kembali turun dari langit. Sambil membawa kantong belanja. Harvey menggandeng tangan Selena keluar dari pusat perbelanjaan.

Saat itu, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, mereka baru selesai menonton film. Karena suhu sangat dingin, tidak banyak orang yang berada di luar.

Di sekitar mereka, banyak hiasan yang terpasang di pepohonan. Hiasan tersebut berkilauan bersama dengan salju yang turun, menciptakan suasana yang sangat romantis.

“Dingin, ya?” tanya Harvey.

mobilnya ada di seberang jalan,

dari mulut Selena, Harvey dengan sigap melepaskan mantel besar miliknya dan memakaikannya pada wanita yang ada di sebelahnya itu. “Ayo

Tapi kamu…

kedinginan, kok.”

seolah–olah takut wanita itu

tangan mungilnya terbungkus oleh tangan besar yang hangat, tiba–tiba Selena merasa hatinya

ini sepak Tama

Harvey pun dengan sabar menunggunya.

+ 15 BONUS

merah yang berkibar saat tertiup angin.

Tohon Jodoh untuk menarik

berusia seratis tahun ini awalnya dilestarikan, tetapi entah sejak kapan difungsikan meamakan acara–acara promosi yang sedang berlansung. Dengan berbelanja mencapai 17 jutal tpat, zehngsan 353 mendapatkan satu buah jimat jodoh dengan menunjukkan bukti pembelian

masih

haus mengeluarkan uang dalam jumlah yang besar, jumlah

JOAK,

foto dari pohon itu, tetapi tiba–tiba dia

struk belanja mereka

jadi Harvey memiliki total

Harvey eas–eus terlihat materialistis, tidak mungkin pria itu percaya pada hal–hal seperti

Satu zer satu da menulis nama mereka berdua di atas jimat itu dengan hati–hati.

sepuluh jimat itu sudah selesai ditulis, dia baru mengangkat kepalanya dan menatap

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255