Bab 770

Chandra mengeluarkan ponselnya. “Ini adalah foto yang diambil hari ini dengan kamera laba–laba.”

Selena duduk tenang di halaman sambil membaca buku. Meski kameranya hanya seukuran laba–laba, kualitas gambar yang diambil sangat jernih.

Harvey mengulurkan tangannya dan menyentuh pipi Selena. Ternyata melepaskannya adalah pilihan yang tepat. Kondisi Selena jauh lebih baik dari sebelumnya.

“Barusan saya mendapat kabar kalau Lewis menyuruh seseorang untuk menyiapkan beberapa obat kemoterapi. Sepertinya nyonya akan mulai menjalani kemoterapi kedua.”

“Aku mengerti.”

Meski hanya melihat cahaya lampu di vila, Harvey merasa lebih tenang karena tahu Selena ada di

dalamnya.

Sayangnya, mereka tidak berani membuat kegaduhan. Mereka hanya bisa meletakkan kamera laba–laba di halaman dan menunggu Selena keluar untuk mengambil gambar.

“Tuan Harvey, lebih baik kita kembali saja. Tuan juga tidak bisa melihat nyonya di sini. Lagi pula Tuan sudah tahu kalau nyonya masih hidup, Tuan bisa tenang sekarang.”

Mengingat reaksi yang begitu kuat dari Selena saat kemoterapi terakhir, mata Harvey dipenuhi dengan kekhawatiran. Dia sangat ingin bertemu dengannya, tetapi dia tidak bisa melakukan apa pun.

“Aku akan tinggal sebentar lagi.”

Harvey tidak pergi, tetapi berdiri di puncak gunung sepanjang malam.

ini dengan penuh penderitaan. Dia muntah tiga

terus–menerus memintanya untuk berhenti karena

ditunda, dia hanya akan menghadapi

cara saat

menggertakkan giginya sambil menghentikan Lewis. “Dokter Lewis, aku masih bisa bertahan,

Lewis menghela napas.

kamu melakukan ini lagi?”

usaha kerasku untuk melarikan diri dari sisinya hanya berakhir menjadi kata mati.

dia bisa

membawa pelaku di

dia merasakan insting

‘kan? Harvey Ilu

sangat

nggak menemukan petunjuk apa pun. Dia terlihat sangat lelah. Tapi kalau kamu benar–benar nggak yakin, aku akan mencari tahu

kebingungan. Dia juga merasa tidak tenang di dalam mimpinya. Harvey seperti iblis yang selalu mengikutinya dan terus berkata kalau

saat fajar hampir menyingsing. Lewis mencabut jarumnya. “Kamu mungkin

Dokter Lewis. Aku

akan langsung memberitahumu begitu

Abel mengejarnya dan memeluk pinggang Lewis.

kangen aku, nggak?”

Selena itu orang yang malang. Dia kehilangan

bersabar, ya.”

Abel menclumnya pipi Lewis. “Baiklah,

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255