Bab 77 

Wajah Asta yang ingin meleleh di bawah sinar matahari, dan hanya menyisakan ketampanannya. 

Dia adalah pria paling tampan yang pernah Samara lihat, meskipun dia terus mengikutinya, dan selalu mengacaukan suasana hatinya, 

“Ayah, apa yang kamu bicarakan dengan Samara?” kening Oliver mengerut, dan wajahnya yang tembem penuh dengan kecemburuan. 

Samara adalah wanita yang disukainya. 

Ayah sangat dekat dengannya, apakah ayah mencoba untuk merebutnya? 

Ayah adalah seorang pria berusia tiga puluhan tahun, dia benar–benar tidak tahu diri, bagaimana bisa dia membandingkan dirinya dengan anak muda seperti dirinya? 

Asta melirik putranya dengan santai, dan ujung bibirnya bergerak: “Tanyakan saja padanya.” 

Samara tersedak sambil memikirkan bagaimana cara menjawab pertanyaan anak kecil itu. 

Dan di saat ini. 

Terdengar seorang pria meraung dari samping, 

“Raisa, Raisa! Kamu baik–baik saja, kan?” 

Bersamaan dengan raungan pria itu, terdengar juga suara tangisan anak kecil dengan nafas terengah–cngah. 

apa denganmu... ibu...”

anak kecil itu mengelilingi seorang wanita muda yang mengenakan pakaian olahraga berwarna merah muda, rambutnya yang di kunor kuda telah melonggar, dia meringkuk kesakitan di lantai, wajah pucat seperti kertas, malasnya berat dan pendek.

tiba–tiba terjadi saat itu, membuat situasi di taman kanak

yang ada di tempat juga terkejut, reaksi pertamanya adalah dia segera pergi ke ruang kesehatan untuk mencari guru kesehatan.

melirik wanita itu untuk

bernafas, tangannya yang kecil memegangi saku di dada kirinya, jelas itu adalah serangan jantung.

beberapa penyakit, dia tidak perlu

tertunda satu menit saja,

seorang dokter, Samara pasti tidak bisa hanya melihat keadaan di sekitarnya itu dengan

Raisa dan berjongkok, lalu meletakkan

lemah, dan terasa cepat dan kacau.

lagi untuk mendengarkan detak jatung dan nafas wanita itu, dan suara

kritis dari yang dia bayangkan.

menit dia tidak disuntik, bahkan jika dia diantar

celana olahraganya, lalu mengeluarkan jarum akupunktur yang terbuat dari batu meteor yang diikat

dan mulai mencari lilik akupunktur di

istrinya Raisa mengalami serangan jantung, dia panik, tapi dia masih mempertahankan prinsipnya.

adalah seorang dokter?”

matanya untuk melirik Nicky:

drastis: “Tugas dokter forensik adalah melakukan autopsi pada orang mati, bagaimana bisa kamu merawat Raisa?

“Tidak percaya?” 

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255