Bab 4982
Karena dunia bawah tanah terlibat dalam situasi ini, Harvey memanggil Kade juga.
Lagipula, ayah Kade adalah pemimpin dunia bawah tanah di kota itu. Dengan adanya tuan muda di sini, sebagian besar masalah seharusnya dapat diatasi dengan mudah.
Mandy tidak tahu tentang hubungan Kade dengan Harvey.
Dia pikir dia baru saja mendapatkan sopir, jadi dia tidak banyak bicara.
Kade memberi Harvey sebuah laptop yang menunjukkan beberapa informasi.
Harvey melirik sekilas ke layar.
Menurut informasi, memang ada kasino bawah tanah di tengah kota. Kasino itu sangat besar, dan konon milik seorang tuan muda dari Wolsing.
Tuan muda yang dimaksud berasal dari keluarga Xavier.
Dia hanyalah kerabat jauh, tapi dia adalah seorang ahli perjudian dengan cara yang licik dalam melakukan sesuatu.
Namanya Darby Xavier.

Melihat nama itu, Harvey mengerutkan kening.
Banyak orang dari sepuluh keluarga teratas sudah terlibat dalam urusan Golden Sands. Keluarga Thompson, keluarga Quinlan, keluarga John, dan keluarga Xavier...
Harvey meletakkan laptopnya. Dia menepuk kaki Mandy, mengisyaratkan dia untuk tenang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Pada saat yang sama, di dalam sebuah rumah di kelurahan yang terletak di tengah kota. Sebuah aula kuno namun indah menghiasi rumah itu.
Seluruh tempat memberikan kesan kuno, dan aroma gaharu tercium di udara.
Namun, aura pembunuh yang kuat bisa dirasakan di bawah cahaya lilin. Seorang pria muda berjubah sedang memegang sepasang kartu domino sambil tersenyum tipis. Dia memancarkan aura yang tidak menyenangkan, tapi dia memiliki ekspresi lembut yang bertentangan dengan perasaannya.
Dia tidak lain adalah Darby Xavier.
Enam pengawal berdiri di belakangnya, kepala mereka terangkat tinggi. Mereka semua ahli bela diri.
"Kau akan kalah lagi, tahu," katanya.
Menunjukkan kartu domino, dia menyeringai.
“Sesuai kesepakatan, wanita di rumahmu akan menjadi milikku jika kamu kalah dalam pertandingan ini.
“Aku akan meminta anak buahku untuk membawa mereka ke sini.
“Kamu harus menjelaskan situasinya kepada mereka setelah itu.
“Ingat, bukan saya yang mencoba mengambilnya dengan paksa.
Kaulah yang pertama kali mempertaruhkannya..."
Darby membalik kartu dominonya.
"Semua tanganku habis. Poinku lebih banyak darimu."
Simon, yang duduk di depan Darby, sangat terkejut. Dia menggigil ketakutan.
The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255