Kekuatan Harvey York untuk Bangkit

Bab 5691
Seorang biksu di belakang Stefan menunjukkan niat membunuh di matanya.
Napas Stefan hampir berhenti di saat bersamaan.
Tindakan Harvey tidak berbeda dengan membunuhnya.
Demi semua sekte, tidak ada yang bisa terjadi pada Manik Bermata Sembilan yang legendaris. Jika tidak, Kuil Aenar pun tidak akan bisa memberinya penjelasan, apalagi Stefan.
Bukan hanya Evermore, bahkan sekte di sini pun tahu bahwa kehidupan abadi dapat dicapai dengan gabungan sembilan manik.
Manik Bermata Satu telah lama disembunyikan. Sekarang setelah muncul, ada kemungkinan untuk menyaksikan legenda tersebut.
Namun, Manik Bermata Satu akan segera dihancurkan karena kecerobohan Harvey!
Jika itu benar-benar terjadi, Kuil Aenar tidak akan segan-segan menghabisi Stefan.
"Legenda akan berakhir di sini, semuanya..."

Harvey tersenyum.
“Tidak ada lagi yang bisa menyaksikan semua Manik Bermata Sembilan di tempat yang sama. Orang-orang pasti menyukai tragedi!”
Harvey memberikan kekuatan lebih pada ibu jarinya.
Semua orang tersentak. Aria bahkan tidak sanggup melihatnya lagi.
Astaga!
Stefan secara naluriah bergegas maju, meraih tangan Harvey.
"TIDAK! Kamu tidak bisa!"
Tangan Harvey membeku.
Semua orang tampak bingung. Tidak ada yang mengira manik itu begitu penting bagi Stefan dan Kuil Aenar.
Harvey tersenyum pada Stefan.
“Menurutmu apa yang sedang kamu lakukan? Ini milikku, aku bisa memecahkannya jika aku mau. Apa hubungannya denganmu?”
Stefan mengertakkan gigi.
“Kamu tidak seharusnya melewati batas semudah itu, Harvey! Beri dirimu kesempatan untuk bertahan hidup! Jika tidak, kamu tidak akan mampu membayar harganya!”
“Mengapa kamu peduli?”
Harvey menepuk wajah Stefan dengan tatapan dingin.
“Apa hubungannya denganmu? Aku bisa menjaga maniknya tetap utuh.
“Tapi aku harus melihat permintaan maaf yang sebenarnya darimu. Bersumpahlah atas nama sektemu… Jika kamu menyentuhku atau temanku, maka kamu pengecut!
“Kata-katamu mungkin tidak berarti apa-apa… Tapi aku suka melihat raut wajahmu ketika kamu tidak bisa melakukan apa pun padaku.”