Bab 4683
Bahkan Quill tidak percaya dengan metode Harvey.
Lagipula, mereka yang bisa mencapai prestasi seperti itu pastilah Dewa Perang. Raja Senjata Biasa tidak mampu melakukan hal seperti itu.
Namun sesaat kemudian, Quill memandang Harvey dengan kaget. Wajahnya membeku.
Gelombang energi yang menyerupai gelombang besar membimbing energi batinnya, bergerak ke seluruh tubuhnya. Organ-organnya yang rusak dan pembuluh darahnya yang tersumbat semuanya telah pulih.
Harvey pada dasarnya telah melatih energi Quill.
Quill bisa merasakan perbedaan kecil antara apa yang dilakukan Harvey untuk mengatur energinya, dan apa yang sebenarnya Harvey tulis agar orang lain dapat melihatnya.
Meski begitu, perbedaannya cukup untuk membawa Tinju Surga ke level yang lebih tinggi.
Sederhananya, Harvey telah memberi Quill sebuah kartu as untuk memastikan posisinya di keluarga Gibson dan Gerbang Surga tetap tidak terbantahkan.
"Argh!"
Begitu Harvey melepaskan jarinya, Quill langsung menggigil. Gelombang energi merembes keluar dari tubuhnya. Dia tidak membutuhkan bantuan siapa pun untuk berdiri lebih lama lagi.

Tepat setelah itu, dia melancarkan pukulan. Sebuah dahan pohon tak jauh dari situ patah. Dampaknya cukup untuk mematahkan cabangnya!
Quill sudah menjadi Raja Senjata, tetapi dengan bimbingan Harvey, kekuatan fisik dan mentalnya telah meningkat ke tingkat yang luar biasa.
Darwin dan yang lainnya terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa Quill akan menjadi jauh lebih kuat dari saat dia berada di masa jayanya.
Penny membeku, keterkejutan tertulis di seluruh wajahnya.
"Kamu sudah tua, Nenek Quill. Tentunya kamu tidak bisa melakukan hal-hal itu lagi, kan? Itukah sebabnya kekuatanmu meningkat meski kamu tidak mengebiri dirimu sendiri?"
Quill memutar matanya, lalu menatap tajam ke arah Penny.
"Kamu masih mau menikah atau tidak?
Berhenti mengatakan hal yang tidak masuk akal!"
Dia lalu menatap Harvey.
"Kata-kata saja tidak cukup untuk mengucapkan terima kasih, Harvey.
Aku juga tidak akan bertele-tele."
Darwin dan para petinggi menangkupkan tangan mereka di depan Harvey. “Terima kasih atas bimbingan Anda, Tuan York.”
“Jangan sebutkan itu. Itu bukan masalah besar.”
Harvey tersenyum. Dia hendak mengatakan sesuatu yang lain, tapi tiba-tiba...
Sekelompok besar orang tiba pada saat ini.
Wajah mereka bengkak, dan kepala mereka diperban berat. Pangeran Gibson memimpin. Dia tersandung ke arah Quill dan yang lainnya. Salah satu kakinya di gips.
Ketika dia melihat Harvey, dia membeku. Lalu, dia tertawa jahat.
"Kau baru saja mendapat masalah, ya?!" dia meraung.
The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255