Bab 15
“Ngomong-ngomong paman, kau tidak bisa duduk di tempat ini!” Ucap Xavier tiba – tiba.
“Kenapa?” Tanya Axel.
Xavier: “Di sini adalah tempat karyawan teladan dari perusahaan kami. Jika kau duduk disini, lalu karyawan kami mau duduk dimana!”
Kalau.. kalau begitu kita duduk didepan sana saja …” kata Axel.
Xavier lalu berkata: “Kalian lebih baik jangan duduk dekat kakek, jangan sampai orang tua itu marah ketika dia melihatnya.”
Axel berkata dengan cemas, “Lalu kita mau duduk dimana?”
“Tuhh.. disana saja!” Xavier menunjukkan lokasi dengan mulutnya. Arah yang ditunjukkan dengan mulutnya itu terlihat ada sebuah meja yang tampak sangat lusuh di sana.
Meja ini biasanya diperuntukan para pekerja yang bekerja di sini.
Axel tercengang. Bagaimanapun juga mereka masih keturunan keluarga Shu masa mereka harus duduk dengan para pekerja itu? Apakah mereka bahkan tak lebih baik dari karyawan perusahaan?
“Dosa…Dosa apa yang telah kulakukan…” Alina mau tak mau menutupi wajahnya dan menangis.
Pada saat ini, Tommy, lelaki tua itu mendekati mereka.
“Axel, kau sudah datang!” Suara Tommy terdengar dingin.
“Papa!” Axel dan Alina segera berdiri, suara mereka tampak ketakutan dan agak sedikit bersemangat.
Selama bertahun-tahun, Tommy tidak terlalu memperhatikan mereka. Ini adalah pertama kalinya Tommy datang untuk berbicara dengan mereka secara langsung.
Tommy mengangguk: “Karena kau sudah datang, duduklah, aku punya sesuatu yang perlu dibicarakan denganmu!”
Axel dan Alina saling menatap dengan gembira. Apakah ayah akan mempekerjakan mereka kembali?
Beberapa orang itu mengikuti lelaki tua itu ke kursi utama dan di sini masih ada beberapa orang yang sedang duduk.
Di antara mereka ada seorang pria gemuk dengan perut besar dengan wajah mesum. Setelah melihat Nara matanya penuh dengan niat cabul,
Raut wajah Nara berubah, dia berhenti dan hampir berbalik untuk pergi.
Tommy berjalan ke pria gemuk itu dan duduk dengan tersenyum: “Axel, mari kuperkenalkan. Ini adalah Manajer Kim dari perusahaan Shim Group. Dia yang bertanggung jawab atas bisnis pengadaan di perusahaan Shim Group.”
Mata Axel dan Alina terlihat berbinar, Shim Group adalah perusahaan terbesar di bidang medis
di kota Carson.
Perusahaan keluarga Shu bekerja sama dengan perusahaan Shim Group. Dapat dikatakan bahwa manajer Kim ini dapat mengendalikan hidup dan matinya perusahaan keluarga Shu!
“Manajer Kim, halo, halo!” Axel mengangguk hormat dan menyapa.
“Halo juga!” Manajer Kim sedang merokok cerutu, wajahnya penuh kesombongan dan matanya selalu tertuju pada Nara.
“Kemajuan kerja sama dengan Shim Group kali ini tidak terlalu bagus.” Suara Tommy terdengar sedikit dingin: “Proyek ini bernilai lebih dari 50 juta dolar dan telah ditindaklanjuti oleh Nara. Menurut Manajer Kim, Nara tidak terlalu peduli dengan proyek ini. Apa yang sebenarnya sedang terjadi?”
ma
Axel langsung menatap Nara. Nara menggertakkan giginya dan wajahnya memerah. Dia menundukkan kepalanya dan tidak berbicara.

“Apa yang terjadi?” Axel berteriak dengan suara rendah.
Nara berbisik, “Dia … dia memintaku untuk menemaninya berlibur …”
Cahaya dingin melintas di mata Reva. Manajer Kim ini, cari mati!
Axel tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Dia sudah dewasa jadi dia secara otomatis mengerti apa artinya.
“Nona Shu, kupikir kau telah salah paham. Aku memintamu untuk melakukan perjalanan bisnis denganku!”
Manajer Kim berkata perlahan: “Proyek ini sangat penting. Tahun ini 50 juta dolar dan kedepannya akan bertambah 30 juta dolar setiap tahunnya. Kerjasama itu setidaknya akan berlangsung selama lima tahun. Setelah kerjasama itu selesai nilainya hampir 200 juta dolar. Tentu saja aku lebih fokus terhadap proyek ini.”
“Aku bertanggung jawab atas semua pengeluaran dan pembelian dari perusahaan karena itu aku juga harus bertanggung jawab atas perusahaan Shim Group. Aku harus melihat bahan baku dan produksi itu dengan mata kepala sendiri sebelum membuat keputusan, kan?”
Nara semakin memerah mukanya dan berkata dengan suara rendah, “Tetapi … tetapi aku juga telah mengirim seseorang dari perusahaan untuk menemani kau pergi memeriksa dan melihat bahan itu, Kau … Kau sendiri yang tidak setuju …”
“Nona Shu, jika kau seperti ini artinya kau tidak tulus!” Manajer Kim berkata dengan dingin, “Aku pergi kesana secara pribadi sedangkan kau malah mengirim seorang karyawan biasa untuk
menemaniku kesana? Apakah kau sengaja ingin menghinaku atau kau memang meremehkan perusahaan Shim Group kami?”
Nara tiba-tiba terdiam, Tommy berkata dengan dingin: “Nara, Manajer Kim benar. Proyek besar seperti itu harus mendapat perhatian khusus. Sebagai pemimpin proyek kau harus berhubungan dengan Manajer Kim secara langsung. Inilah memang tugasmu dan sudah seharusnya kau lakukan!”
“Kakek, aku … aku tidak bisa pergi dengannya…” Nara berkata dengan cemas: “Dia … dia …”
“Mengapa tidak bisa?!” Alex datang dan berkata dengan dingin, “Nara, dengan membiarkan kau bertanggung jawab atas proyek-proyek perusahaan lalu beginikah caramu bertanggung jawab demi perusahaan? Jika kau bersikap seperti itu, bagaimana caranya kau dapat membuat pelanggan mempercayaimu?”
Nara berkata dengan cemas, “Tapi, dia… dia memiliki niat buruk…”
“Diam!” Xavier juga datang dan berkata dengan marah, “Nara, beraninya kau berbicara dengan Manajer Kim seperti ini? Apakah kau pikir kakek sudah terlalu baik terhadap keluargamu jadi kau semakin berani saja?”
“Hei, tuan Shu tak perlu seperti itu.” Manajer Kim tiba-tiba tersenyum dan berkata, “Nona Shu masih muda jadi wajar jika dia agak emosional seperti itu. Atau begini saja, aku punya sebuah kamar pribadi disini, lebih tenang juga suasananya. Nona Shu, bagaimana kalau kita berdua kesana dan membicarakan kerja sama ini?”
Raut wajah Nara segera berubah. Apakah Manajer Kim ini sudah begitu keterlaluan? Dia mengatakan ingin membawanya ke kamar di depan orang banyak?
Tetapi Tommy sama sekali tidak terlihat marah malah mengangguk-angguk dan berkata: “Manajer Kim, kau benar – benar cukup toleran bahkan lebih memahami perihal anak muda. Nara, cepat berterima kasih kepada Manajer Kim. Juga, kau harus berikan penawaran yang terbaik kepada manajer Kim agar dapat proyek ini dapat berhasil!”
“Kakek …” Nara semakin cemas, ini bukankah sama saja dengan menyuruhnya masuk ke dalam goa harimau?
“Sudahlah, kakek sudah mengatakannya, kau pergilah.” Xavier tersenyum: “Kak, semangat yah, proyek perusahaan kali ini mengandalkanmu.”
Jika proyek ini berhasil didapatkan maka aset keluarga Shu pasti akan berlipat ganda. Keluarga Shu sangat mengharapkannya. Jadi, meskipun mereka tahu apa yang manajer Kim maksudkan mereka juga tak akan marah.
Menurut mereka pengorbanan Nara tak ada harganya dibandingkan dengan proyek itu. Dengan mengorbankan Nara mereka akan mendapatkan imbalan hampir 200 juta dolar. Ini benar benar proyek yang sangat berharga!
“Nona Shu, ayo pergi!” Ujar manajer Kim sambil tertawa.
Wajah Nara memerah. Dia menggertakkan giginya dan berkata, “Aku tidak mau pergi!”,
“Tidak mau pergi?!” Ekspresi manajer Kim berubah dingin: “Jadi sepertinya nona Shu tidak terlalu ingin bekerja sama dengan kami? Kalau begitu tak perlu membicarakannya lagi!”.
Manajer Kim bangkit untuk pergi tetapi Tommy dengan cepat meraih tangannya: “Manajer Kim, jangan marah dulu, jangan diambil hati perkataannya, aku akan menasihatinya!”
“Nara, apa yang kau lakukan?” Tommy memelototi Nara dengan marah: “Kuberitahu kau, jika kau tak dapat menegosiasikan proyek ini, kau tidak hanya harus keluar dari perusahaan saja. Tetapi dana perusahaan yang kau gunakan itu harus kau ganti sebanyak tiga juta dolar. Kau pilih sendiri, mau membayar tiga juta dolar atau menemani manajer Kim!”
Nara tercengang. Ini sama saja dengan memaksanya untuk bunuh diri!
Dia menatap orang tuanya, wajah Axel terlihat begitu merah, Alina mengepalkan tinjunya, wajahnya penuh amarah.
Tetapi tidak ada yang bisa mereka lakukan.
“Presiden Shu…” Ujar Reva tiba – tiba , “Bagaimanapun juga Nara adalah cucumu. Pantaskah kau menindasnya seperti itu?”
Baru saat itulah Tommy memperhatikan Reva yang berada di sebelahnya. Wajahnya tiba-tiba menjadi dingin dan dia berkata dengan marah, “Bagaimana kau bisa masuk ke sini? Ini adalah pertemuan keluarga Shu. Siapakah dirimu dan kau punya hak apa untuk hadir disini?”
Reva: “Aku adalah suami Nara…”
“Kau hanyalah pria piaraan Nara. Jika bukan demi dirimu, bagaimana mungkin Nara bisa menggelapkan uang perusahaan.” Tommy berkata dengan marah, “Keluar kau, sekarang juga,
langsung! Kalau tidak, aku akan mematahkan kakimu dan mengusirmu!”
“Kakek, kau jangan coba – coba membuat bos Lee marah!” Xavier sengaja datang dan berkata dengan nyinyir, “Bos Lee mau ke lantai sembilan untuk merayakan ulang tahun kak Nara. Kami tidak berani menyinggung perasaan orang yang berstatus setinggi itu!”
“Apa?” Tommy untuk sejenak tertegun dan kemudian Manajer Kim adalah orang pertama yang tertawa: “Hahaha, ini benar-benar lelucon paling lucu yang pernah saya dengar dalam hidup saya. Naik ke lantai sembilan? Presiden Shu, bahkan bos saya Pak Kenji Shim saja tidak berani mengatakan bahwa dia bisa naik ke lantai sembilan. Kau seorang menantu yang menikah kedalam keluarga pihak wanita malah berkata seperti itu? Kau benar-benar hebat!”
Wajah Tommy tampak seperti penuh dengan garis hitam dan dia berkata dengan marah, “Axel, ini menantumu? Apakah kau sengaja membiarkan dia mempermalukanku?”
Axel tampak malu dan Alina tiba-tiba membalikkan tangannya, menampar wajah Reva dan meraung dengan suara serak: “Reva, keluar kau dari sini!”
Wajah Reva memerah dan dia mulai merasa sedikit kesal di hatinya.
“Reva, kau pulanglah!” Nara berkata dengan mata merah, “Jangan membuat masalah lagi!”
Reva yang melihat Nara, kemarahan di hatinya seketika menghilang.
Reva: “Nara, hari ini adalah hari ulang tahunmu; aku tidak akan kemana-mana, aku akan menemanimu!”
Hati Nara merasa nyaman tetapi dia masih berbisik: “Aku tahu, kau pulanglah…”
“Kak Nara, jangan biarkan Reva pergi dulu!” ujar Kesya sambil tersenyum, “Kami masih menunggu untuk melihat pesta ulang tahunmu yang akan diadakan di lantai sembilan. Dengan hanya memikirkannya saja sudah cukup membuat orang iri!”
Orang-orang di sekitar mereka tiba – tiba tertawa.
Di saat bersamaan ada keributan di sebelahnya dan sekelompok pelayan berlari masuk ke dalam ruangan itu.
“Apa yang terjadi?” Tommy bertanya dengan rasa ingin tahu.
Manajer hotel melangkah: “Maaf, tuan Shu, aku khawatir anda harus pindah tempat.”
“Pindah tempat? Mengapa?” Tommy bertanya dengan marah, “Aku sudah memesan tempat ini lebih dulu dan malam ini adalah hari ulang tahunku, kau ingin aku pindah kemana?”
“Ke lantai dua!” kata manajer hotel.
“Sedang bercandakah kau?” Tommy berkata dengan marah, “Aku memesan lantai tiga, mengapa kau malah memintaku pergi ke lantai dua?”
The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255