Bab 437 

Devi tercengang oleh tamparan ini. 

Sejak kecil hingga dewasa, dia telah menjadi putri kesayangan dan dicintai oleh ribuan orang 

Meskipun di kota Carson ini, putri dari keluarga Tanaka tidak dapat dibandingkan dengan penerus dari kesepuluh keluarga terpandang itu. 

Tetapi, dokter Tanaka memiliki jaringan koneksi yang sangat luas di kota Carson dan reputasinya juga sangat bagus. 

 

Di belakangnya masih ada Kenji yang setara dengan Austin yang mendukungnya. 

Karena itu, meskipun mereka adalah penerus dari kesepuluh keluarga terpandang pun masih harus tetap bersikap sopan kepada Devi. 

Sampai sekarang Devi sama sekali belum pernah men lapati penamparan seperti ini. 

Tak ada orang yang berani menyentuhnya kecuali saat diberi pelajaran oleh Dion waktu itu saja. 

Bahkan kedua orangtuanya pun tidak tega untuk mengocehinya saat dia bersikap nakal. 

Dan wanita dari keluarga Gunardi ini beraninya memberikan tamparan di wajahnya. Sampai sekarangpun dia masih seperti belum sadar saja. 

Reva merasa sedikit kesal, meskipun dia tidak menyukai Devi tetapi bagaimanapun juga Devi adalah cucu dari dokter Tanaka. 

Selain itu, Devi juga merupakan bawahannya yang sekarang bekerja di bawah departemennya. 

matanya, Reva juga

marah Reva berdiri dan berteriak. “Cukup!”

memukul orang

tampak sombong. “Memangnya

yang magang di sini. Aku sudah memukulnya,

apa?” 

tidak hanya memukulnya tetapi aku juga akan

itu, si wanita ini juga hendak

benar telah terbiasa bersikap sombong dan mendominasi biasanya. Karena dia ada manajer umum

Sudah banyak bawahannya

bertanggung jawab atas pengelolaan rumah sakit sehingga dia bisa berlaku semena – mena di rumah

kepada beberapa dokter dan perawat tetapi orang – orang itu memilih untuk

wanita ini, memukuli perawat magang dan orang yang tidak berguna seperti Reva yang menumpang hidup di rumah istrinya itu sama sekali

gagal mengenai

dan kursi itu pun mengenai perut si wanita lalu membuat si wanita jatuh ke

pernah mengalami penderitaan seperti itu tampak terbaring di lantai sambil melolong. “Aduhh, sakit sekali

berani memukulku yah! Aku akan

polisi! Panggil polisi! Aku mau membuatmu masuk

mau habisi nyawamu!” 

juga sangat marah. Sambil menunjuk Reva dia berteriak, “Revaa, beraninya

“Aku akan membunuhmu!” 

ada di atas meja dan melemparkannya

Roy sehingga

beraninya kau menghajar

tidak akan mengampunimu!”

menyesalinya! Kau pasti akan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255