Bab 988

Ketua satpam itu langsung menganggukkan kepalanya, “Baik, direktur Lee!”

Beberapa pemuda itu langsung terperanjat.

Melukai seseorang dengan senjata iti adalah kejahatan yang jauh lebih berat daripada menghajar seseorang dengan tangan kosong!

Sekarang hanya tinggal Agus yang masih berseru, “Bocah tengik, kau benar – benar tidak tahu apa–apa tentang kekuatan!”

“Apa kau tahu siapa kakakku itu? kau ingin menakutiku dengan masalah sepele seperti ini?”

“Hanya satu kata dari kakakku saja, kita semua sudah bisa dibebaskan dan tidak akan ada masalah!”

“Sebaliknya, kau yang telah menyakiti kami ini, hehehe… coba tebak apa yang akan terjadi padamu nanti?”

“Bagaimana kalau aku mengurungmu dulu di penjara untuk beberapa tahun, nantinya aku baru membawa istrimu untuk menjengukmu?”

“Hahaha…”

Tanpa menoleh ke belakang, Reva langsung berkata dengan lantang, “Oh yah, setelah menelepon polisi, jangan lupa pergi ke firma hukum Shim Group untuk mencari pengacara Finner.”

“Aku harap mereka bisa memberikan hukuman yang lebih berat kepada beberapa orang yang memegang pisau lipat ini.”

Ketua satpam langsung menganggukkan kepalanya, “Baik, direktur Lee!”

Agus langsung tercengang. Dia benar–benar tidak mengerti, siapa sebenarnya orang ini? Bisa

bisanya dia masih meminta bantuan pengacara?

Namun saat teringat dengan kakaknya, dia sama sekali tidak merasa panik.

“Memangnya kenapa kalau mencari pengacara juga?”

berani datang, aku pasti

tunggu saja hari kematianmu..”

meraung dengan keras.

sekali tidak menoleh ke belakang karena merasa

atas, Reva memikirkannya sejenak lalu dia mengirim pesan SMS kepada

untuk tidak membiarkan Agus masuk penjara.

perlu dibereskan

Devi yang berdiri di depan pintu bangsal dan melihat ke dalam bangsal secara diam –

Reva dengan

marah, “Ini nih, putri

berjalan ke depan pintu untuk melihat. Kemudian mendapati ada seorang gadis yang

dan langsung menyapanya, “Vanni,

tante

dengan muak. Dia masih ingat dengan tante

miskin di masa lalu. Waktu

dan keluarganya ini adalah keluarga miskin sehingga dia merasa tidak perlu repot – repot untuk mempedulikan orang

“Sudahlah, jangan bahas

“Apa urusanku dengannya?”

tante kedua sama sekali belum pernah datang untuk mengunjungiku. Saudara

tampak canggung, dia benar

bersalah atas masalah

buru–buru berkata, “Vanni, kau tidak bisa

keduamu tidak tahu kalau kau sudah sekolah di

hal ini kepada tante kedua dan itu bukan berarti tante

jangan cerewet. Aku tidak

ini!”

hanya mau tanya, kapan kau akan memberikan biaya akomodasiku untuk minggu depan?”

tidak punya uang lagi. Beberapa hari ini aku sudah meminjam uang dari orang

kau sudah mengambil 130.000 dolar yang ada di kartu bank mama–mu itu?”

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255