Bab 1172 Tidak bisa membiarkannya mati dengan begitu mudah.

Reva membantu Hana berjalan keluar dan memberinya pil Long Life agar sementara ini masih bisa mempertahankan nyawanya.

Hiro berbaring di sampingnya lalu dengan gemetaran dia berkata, “Beri… berikan aku satu. Tolong aku… tolong selamatkan aku, ba… bagaimanapun juga aku masih suaminya Hana…”

Reva menatap lurus ke arahnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Hiro berjuang untuk berlutut di lantai tetapi dia sudah kehilangan begitu banyak darah sehingga dia tidak punya tenaga lagi.

Dia masih terus memohon dan menangis. Dia memohon Reva untuk menyelamatkannya.

Pada saat ini, sebuah suara jenaka terdengar dari luar pintu: “Reva, apa kau perlu bantuanku?”

“Orang seperti ini membuatku merasa jijik saat melihatnya.”

Itu adalah suara sang pangeran yang sedang berbicara.

Dia berdiri di depan pintu dengan tangan terlipat di depan dadannya dan tampak santai.

Reva tidak mengatakan apa–apa. Dia mengeluarkan sebuah pil Long Life lagi dan memasukkannya ke mulut Hiro.

Setelah menelan pil ini, dengan cepat Hiro menjadi tampak lebih baik dan nyawanya juga terselamatkan.

“Terima kasih, terima kasih, kakak ipar, terima kasih!”

“Di kemudian hari aku pasti akan membalas jasamu ini, aku… aku tidak akan pernah melakukan apapun yang buruk terhadapmu lagi…”

“Aku janji kepadamu!”

berteriak dengan kegirangan.

sambil melirik Reva dengan pandangan yang menghina: “Seorang pria yang sama sekali tidak

apa kau menyelamatkan orang

dengan perlahan lalu dengan lembut dia berkata, “Pangeran, kau bilang kau mau membantuku?”

mencebikkan bibirnya lalu berkata, “Kalau caramu menangani masalah seperti ini, aku

Hiro lalu berkata dengan perlahan: “Kalau dia dibiarkan mati seperti ini saja, benar L

ingin dia disiksa

bisa membantuku dalam hal ini?”

tersenyum: “Hahaha, Reva, kau memang

begitu aku

tetapi aku

akan membuatnya menyesal karena tetap

jahat dan menawan itu langsung mencengkeram leher Hiro dan menyeretnya

situasi macam apa yang akan dia hadapi, jadi dia tak bisa menahan dirinya untuk menjerit: “Kalian

cepat

kita ini masih kerabat sendiri, tolong kau bantu aku….”

“Kakak ipar?”

suamimu, cepat kau selamatkan

apa. apa kau benar–benar ingin

ada orang yang

di sofa yang

namun di dalam matanya

membunuhnya dengan tangannya sendiri. Dia juga bahkan berusaha untuk melecehkan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255