Bab 1382 Aku datang demi untuk membalas budi

Hotel bintang lima terkenal di ibukota provinsi.

Sang pangeran menyewa seluruh lantai teratas hotel itu yang bisa melihat pemandangan seluruh ibukota provinsi tersebut.

Di salah satu suit terbesar tampak Miki dan sang pangeran yang sedang duduk di sofa.

Di sebelahnya ada sangkar besi besar dan di dalam sangkar besi itu tampak ada dua mayat manusia. Dan keduanya itu adalah mayat dari kedua gadis yang dibawa pulang oleh sang. pangeran semalam.

Pada waktu itu, kedua gadis tersebut dirayu oleh sang pangeran untuk naik ke atas dan setelah melihat Angga, keduanya langsung menyanjung dan menjilat Angga.

Dan belakangan, setelah keduanya mengetahui identitas sang pangeran lalu kedua gadis itu. langsung menghampiri pangeran dan meminta maaf kepadanya. Keduanya ingin mencari kesempatan untuk mendekati sang pangeran lagi.

Dan saat sang pangeran memaafkan mereka, kedua gadis itu tampak gembira sekali kemudian. mereka langsung menyanjung dan mendekati sang pangeran lagi.

Namun sayangnya saat mereka berdua kembali mendekatinya lagi, sang pangeran sama sekali tidak memedulikan mereka lagi.

Ranjang sang pangeran pun bahkan tidak bisa dinaiki oleh kedua gadis itu. Mereka hanya dipermainkan saja oleh sang pangeran.

Dan ini juga akibat dari ulah dan ketamakan mereka sendiri.

Tadinya mereka mengira bahwa mereka bisa mendapatkan orang kaya tetapi pada akhirnya nyawa sendiri pun ikut dipertaruhkan dan mereka sama sekali tidak bisa menyalahkan orang lain.

atas hal ini.

Sang pangeran sama sekali tidak memedulikan kedua mayat itu. Dia menyesap anggur merahnya dan menatap Miki kemudian berkata, “Pak tua Miki, katakan kepadaku yang sebenarnya?”

“Sebelumnya pamanku datang mencarimu tetapi kau sama sekali tidak mau muncul.”

“Lalu kenapa tiba–tiba sekarang kau mau menunjukkan dirimu?”

dia

minuman itu.

seteguk demi seteguk dengan rasa hambar.

hal yang

tidak pernah muncul lagi dalam dunia

menerima bantuan dari seseorang

aku tetap tinggal di kota Yama ini adalah karena

Jawab Miki.

heran, “Kau telah menerima

“Yang benar saja?”

ini baru pertama kalinya

aku maksud bukan dia.”

pangeran bertanya–tanya dengan heran,

baik jangan kau tanyakan lagi tentang masalah ini.”

merahasiakan tentang diriku yang muncul

beberapa hal yang tidak baik diketahui oleh banyak orang, terutama tentang

sebagai temanmu, lebih baik jangan terlalu

begitu, kita semua akan sama–sama baik, baik untuk dirinya maupun untuk

akhirnya dia hanya mengangguk- anggukan

“Tenang saja!”

pernah mengagumi terlalu banyak

kagumi dan seseorang yang benar–benar aku anggap sebagai saudaraku sendiri.”

membantunya, aku pasti akan

pangeran

sang pangeran namun matanya tampak

waktu dulu, dia juga memiliki sahabat yang

demi satu mati di depan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255