Menantu Pahlawan Negara by Sarjana
Chapter 469
Bab 469 Xavier Kamu Sangat Tidak Sabar
Sebenarnya, Ardika merasa sedikit malu meminta asistennya membantunya mengurus urusan seperti
ini.
Namun, Jesika adalah seorang asisten yang profesional. Dia sama sekali tidak menunjukkan tanggapan yang aneh.
Dia berkata, “Aku mengerti, Pak Ardika.”
Kurang dari setengah menit kemudian, ponsel Ardika berdering.
Panggilan telepon dari Ridwan.
*Tuan Ardika, Tuan memintaku menutup kantor catatan sipil untuk mengulur waktu, ya?”
“Ya, benar.”
“Aku punya satu cara. Belakangan ini, negara kita berencana untuk membuat sebuah peraturan baru mengenai ‘masa tenang setelah mengajukan perceraian‘. Kelak, kalau ada pasangan suami istri yang mengurus perceraian, proses perceraian baru akan berlangsung satu bulan setelah pengajuan
perceraian.”
“Tapi, peraturan ini baru akan resmi dijalankan tahun depan. Sekarang hanya tersisa beberapa bulan
lagi.”
“Dengan identitas Tuan Ardika, selama Tuan angkat bicara, aku yakin pihak yang berwenang bisa mengumumkan peraturan itu lebih cepat.”
Ardika merasa ide Ridwan ini cukup bagus.
Adanya “masa tenang setelah pengajuan perceraian” adalah hal yang sangat bagus baginya.
Kelak, kalau Desi tiba–tiba memintanya dan Luna untuk bercerai lagi, dengan memiliki waktu satu bulan.
tentu saja
“Ridwan, kamu minta Draco
untuk menyampaikan kepada pihak
secepatnya!”
sudah berjalan keluar
seorang tahanan, Desi berjalan di belakang Luna karena takut sifat keras kepala putrinya kumat
sekeluarga untuk
Amanda sekeluarga ingin sekali Luna bercerai dengan
maka Xavier sudah punya kesempatan
+15 BONUS
di dalam vila, mereka sudah mengirimkan pesan kepada Xavier
itu hal ini.
ibu kota provinsi. Sekarang, dia
Banyuli.
dia langsung menambah kecepatan
bercerai dengan Ardika, maka wanita itu akan segera menikah
dalam mobil. Melihat bulir–bulir air mata masih membasahi wajah cantik istrinya, Ardika menyodorkan secarik tisu dan berkata, “Nah, lap dulu air mata di wajahmu.
sangat senang bercerai
Ardika masih bisa
pria itu malah tampak acuh tak acuh, seakan–akan sama sekali tidak
saja aku bersedia bercerai denganmu, tapi
seulas senyum masih mengembang di wajahnya, Ardika berkata, “Mungkin saja kita
bisa bercerai.”
amarah Desi langsung
dingin dan berkata, “Nggak bisa bercerai? Bermimpi saja kamu!”
kantor catatan sipil dengan rumah kita hanya beberapa kilometer. Sekarang pergi bercerai. mungkin masih sempat
orang tidak menganggap
Ardika sedang berpura–pura bersikap positif, agar
‘Dasar bodoh!‘
About Menantu Pahlawan Negara by Sarjana - Chapter 469
Menantu Pahlawan Negara by Sarjana is the best current series of the author Sarjana. With the below Chapter 469 content will make us lost in the world of love and hatred interchangeably, despite all the tricks to achieve the goal without any concern for the other half, and then regret. late. Please read chapter Chapter 469 and update the next chapters of this series at booktrk.com