Bab 480 Bunuh Diri Sebagai Permintaan Maaf

Di luar pintu Gedung Glori, sekelompok orang sudah membentuk satu barisan yang panjang.

Mereka adalah orang–orang yang datang untuk memperingati kematian Alden.

Di antara mereka, ada banyak ketua preman dari berbagai kota dan wilayah yang datang secara khusus.

Ardika juga berbaris di antara kerumunan orang–orang itu dan ikut memasuki Gedung Glori

Aula duka Alden ditempatkan di tengah aula besar lantal satu.

Suasana sedih menyelimuti tempat itu. Satu per satu orang berjalan menuju ke aula duka untuk memberi penghormatan kepada Alden.

Edrik mengenakan setelan jas berwarna hitam dengan setangkal bunga krisan tergantung di saku jasnya. Dia tampak memasang ekspresi sedih dan memberi hormat kepada orang–orang yang datang. untuk memberi penghormatan kepada ayah angkatnya.

Harus diakui bahwa Edrik memang sangat pandai berakting. Di mata orang lain, dia adalah seorang putra yang berbakti.

Sejak Alden mati sampai sekarang, perilakunya sudah menarik hati sebagian besar anggota Aliansi Lautan Berlian.

“Kak Edrik, Ardika sudah datang.”

Tepat pada saat ini, seorang anak buahnya menghampirinya dan melapor padanya dengan suara rendah.

Edrik yang sedang memberi hormat kepada seorang tamu langsung mengangkat kepalanya..

Hanya dengan sekali pandanan saja, dia sudah melihat Ardika yang sedang berbaris di antara

kerumunan. Sorot matanya langsung berubah menjadi sedingin es.

Dia meminta maaf kepada tamu di hadapannya, lalu langsung berjalan ke arah Ardika.

pembunuhan ayahku. Kenapa kamu begitu nggak

datang ke sini?:

menaikkan

dengan suasana tenang di dalam aula duka.

Ardika langsung menjadi pusat perhatian semua

memberi penghormatan kepada Alden langsung mengalihkan pandangan

tempat itu menatap Ardika dengan tatapan tajam seolah ingin menerkamnya.

daerah yang datang untuk member penghormatan

berkata dengan dingin, “Cepat keluar dari sini. lalu berlutut masuk hingga tiba di hadapan aula duka ayahku

padanya!”

tatapan tajam semua orang. Ardika sama

berkata dengan santai, “Alden nggak pantas membuatku

“Dasar lancang!”

itu, langsung terdengar teguran penuh

aula besar

seorang menantu benalu keluarga kaya kelas dua, identitasmu sangat rendahan! Bahkan, anjing peliharaan Tuan Alden saja lebih terhormat dibandingkan kamu! Berani–beraninya kamu mengucapkan kata–kata seperti

malah berkomplotan membunuhnya! Selain itu, kamu sama sekali nggak menyesali

banjingan! Cepat keluar dari sini, lalu berlutut masuk ke sini! Kalau nggak, hari ini bukan hanya kamu yang akan mati, istrimu dan

Billy s

sudah melarikan diri.

juga sudah mati.

yang tersisa dalam pembunuhan Alden, Ardika menjadi

mereka lontarkan

orang yang

mengingat wajah–wajah mereka dengan baik.

bengong saja di sana? Apa

ini kamu sudah datang ke Gedung Glori. Jangan pikir kamu bisa keluar

melampiaskan amarah kami, melakukan sedikit kebaikan untuk istrimu dan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255