Bab 537 Rumor Beredar Luas

Malam ini, seluruh dunia maya bergejolak!

Dalam sekejap, nama Ardika langsung tersebar luas di seluruh dunia maya!

“Seorang menantu benalu berani menyebut dirinya sebagai Dewa Perang? Siapa yang memberinya nyali sebesar itu? Dia sama sekali nggak bisa dibandingkan dengan Dewa Perang!”

“Ini adalah sebuah penghinaan besar bagi Dewa Perang, juga merupakan sebuah penghinaan besar bagi seluruh penduduk Negara Nusantara!”

“Eh, walau aku nggak setuju diwakili olehmu, aku setuju dengan pendapatmu. Menantu benalu itu harus

ditembak mati!”

“Ardika nggak bisa mewakili semua menantu benalu di Negara Nusantara. Sebagai sesama menantu benalu, aku setuju Ardika ditembak mati!”

Rumor tersebar luas di dunia maya, komentar–komentar yang serupa themenuhi seluruh kolom

komentar.

Sebagian besar warganet melewati malam ini dengan amarah yang membara–bara.

Orang–orang yang baik hati dan senantiasa menegakkan keadilan seperti mereka tidak akan membiarkan sosok Dewa Perang yang merupakan pahlawan negara difitnah dan dipermalukan seperti itu oleh seorang menantu benalu!

Bahkan, ada sebuah situs petisi yang dibentuk dalam waktu semalam.

Lebih dari puluhan juta warganet mengajukan petisi, agar Ardika mendapatkan hukuman yang setimpal.

Bahkan, ada orang yang menyatakan bahwa dia telah membeli tiket untuk terbang ke Kota Banyuli

malam itu juga.

Selain itu, dia juga mengajak seluruh warganet untuk mengunjungi Kediaman Wali Kota bersama–sama dan menuntut sebuah penjelasan!

….

Kenapa kamu membuat

seseorang memecah keheningan dan ketenangan Vila

Desi masih menggema di ruang tamu vila dan terngiang–ngiang

berkata dengan marah, “Ardika, ini yang kamu maksud dengan kamu menyuruh Fiona meminta maal? Kulihat kamu yang harus segera menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada semua penduduk negara ini!”

sangka, konferensi pers Fiona

lainnya telah menyulut api amarah semua penduduk Negara

Nusantara.

Darma yang menjadi target makian dan amarah semua orang, Informasi diri Luna sekeluarga, bahkan seluruh Keluarga Basagita

menargetkan mereka dan memaki mereka dengan kata–kata yang

tidak enak didengar.

berubah menjadi pucat. pasi. Tidak sanggup membaca komentar–komentar itu lebih lama lagi, dia

ponselnya ke samping.

mengalami hal seperti ini saat “ditikam” oleh temannya sendiri

juga sudah berubah menjadi pucat pasi.

“Ibu. kalau bukan karena Frederick

Ibu menyalahkan Kak Ardika? Dia nggak bersalah

“Diam kamu!”

penuh amarah, lalu berkata dengan nada penuh kebencian, “Siapa yang mengizinkanmu memanggilnya dengan

Perang!”

bahkan sudah terlibat dalam masalah

itu sudah benar–benar sudah mempermalukan kami di

+15 BONUS

penduduk Negara Nusantara!”

ganas ibunya, Futari sampai–sampai meneteskan air mata dan tidak bisa mengucapkan

benar–benar sangat sedih.

seharusnya meminta maaf

bisa menjadi

dan menepuk dahi Ardika dengan kuat. “Dasar idiot! Apa kamu nggak memetik pelajaran dari kasus Grup Lautan Berlian? Makin lama, nyalimu

nggak menyebut–nyebut diriku sebagai Dewa Perang, aku

memang….”

“Plak!”

sempat menyelesaikan kalimatnya, sebuah

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255