Bab 584 Berlutut

“Pak Doni, selamat datang, selamat datang….

Setelah mengetahui bahwa Doni sekeluarga telah tiga, kepala keluarga tiga keluarga besar secara khusus membawa anggota keluarga mereka untuk menyambut kedatangan Doni sekeluarga.

Mereka benar–benar memperlakukan Doni dengan penuh hormat.

Tentu saja Doni merasa terkejut diperlakukan seperti itu. Dia buru–buru berkata, “Semuanya, ini adalah anggota keluargaku. Aku perkenalkan terlebih dahulu kepada kalian

Kemudian, dia memperkenalkan satu per satu dari anggota keluarganya kepada tiga keluarga besar.

Kepala keluarga tiga keluarga besar menyambut keluarga Doni dengan ramah.

Pada akhirnya, Doni berusaha tetap bersabar dan memperkenalkan Ardika kepada tiga keluarga besar.” Orang yang terakhir adalah Ardika. Dia adalah suami dari keponakanku….”

“Ardika?”

Sebelum Doni menyelesaikan kalimatnya, ekspresi kepala keluarga tiga keluarga besar langsung

berubah drastis!

Oliver memelototi Ardika dan berkata dengan gigi terkatup, “Berani–beraninya kamu muncul di hadapan

kami?!”

Sorot mata Oliver sangat tajam, seakan–akan ingin mencabik–cabik Ardika hidup–hidup!

Ekspresi dua kepala keluarga lainnya juga sama buruknya.

Baik ekspresi Doni sekeluarga maupun ekspresi Luna sekeluarga langsung berubah drastis.

menyangka kepala keluarga tiga keluarga besar memendam kebencian

mendalam terhadap Ardika.

hatinya diliputi

Desi dan membawa idiot itu

suasana menjadi canggung saja.

semua orang tertuju pada Doni. Amanda

aku tahu Ardika sudah menyinggung tiga keluarga besar dan

yang nggak

sini untuk meminta maaf kepada kalian dan memohon

“Memohon pengampunan kami?”

tiga keluarga besar saling melempar pandangan

mereka melihat sorot mata bahagia di mata satu

lain.

mengira Ardika secara khusus datang ke Vila Pelarum sehari sebelum hari peringatan kematian

idiot itu ke sini untuk memohon pengampunan

kamu sudah mendapatkan informasi bahwa acara peresmian jabatan Kapten

dengan arogan dan

memerintahkan seluruh anggota tiga keluarga besar

berkata dengan tajam, “Kenapa kamu nggak bersikap

kesombonganmu itu!”

dan berkata, “Bukankah sebelumnya kamu

kamu sudah takut?”

juga berkata dengan dingin, “Aku mau lihat kamu berencana untuk memohon pengampunan

dengan cara apa!”

sekeluarga dan Luna sekeluarga menatap Ardika dengan tatapan

mengatakannya, mereka

tindakan seperti itu.

Vila Pelarum yang merupakan tempat tinggal mereka dari generasi ke generasi dan ingin menjadikan tempat itu

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255