Bab 704 Aku Menampar Orang Tanpa Memedulikan Identitas

“Jangan memukul Ibu!”

Suasana di depan pintu Hotel Blazar sangat hening.

Waktu seakan–akan berhenti, semua orang berdiri mematung di tempat.

Hanya suara teriakan isak tangis Livy yang menggema di udara.

“Livy, jangan menangis. Ada Ayah di sini, nggak akan ada seorang pun yang bisa memukul

ibumu.”

Suara lembut seorang pria terngiang–ngiang di telinga bocah perempuan itu.

Kemudian, Livy hanya merasakan ada sebuah tangan besar yang mengusap–usap kepala kecilnya dengan lembut.

Livy membuka matanya yang berlinang air mata. Saat itu pula, dia melihat Ardika yang berdiri di hadapannya.

“Ayah!”

Setelah berseru dengan kaget, bocah perempuan itu mulai mengadu pada Ardika. “Ayah, ada seorang wanita jahat yang sangat galak ingin menampar Ibu!”

“Sudah nggak apa–apa, Livy. Wanita jahat itu sudah Ayah hukum,” kata Ardika sambil tersenyum, lalu melirik wanita yang terjatuh ke tanah sambil menutupi wajahnya.

Sontak saja pemandangan itu membuat suasana menjadi heboh.

Saat ini, orang–orang yang tadinya tercengang tersadar kembali dari lamunan mereka.

Mereka semua langsung gempar dan mengalihkan pandangan mereka ke arah Santi yang terjatuh ke tanah.

Wanita arogan yang mengintimidasi dan hendak menampar Elsy tadi, kini tergeletak di tanah. sambil menutupi wajahnya yang memerah dan bengkak.

Bahkan, satu sepatu hak tingginya terpental sejauh beberapa meter.

wanita itu

itu hendak melayangkan tamparan ke wajah Elsy,

sudah mendarat ke wajah wanita itu sampai–sampai

Siapa yang berani memukul

1/3

wanita yang berada di sekeliling Lea baru bereaksi. Satu per satu dari

semua memelototi Ardika dengan marah.

orang, tapi orang lain nggak boleh memukulnya?

tahu siapa aku?! Kamu

dia sudah

tidak kepikiran untuk mengambil

kaki, dia berdiri dalam posisi miring dan berteriak pada Ardika dengan marah.

aku memang nggak tahu.”

apakah orang itu pantas untuk ditampar atau nggak. Aku nggak

dari Ardika, orang–orang yang berada di

itu langsung tersentak.

tidak menyangka Ardika begitu

arogan.

Aku ingin membunuhmu!”

suara

dia yang selalu menginjak–injak

ada orang yang berani menamparnya, bahkan sama sekali tidak berminat untuk

layak mengetahuinya.”

mengalihkan pandangannya ke arah

dia memarkir mobilnya dan berjalan menuju ke sini, dia melihat Santi sedang mengejar Elsy

dan menampar wanita itu tanpa

dia baru sempat menanyakan apa

pada Ardika dengan volume

Santi

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255