Bab 2162 Tangan kosong

“Nak, kamu cari mati…”

Kedi berteriak marah dan mengayunkan pedangnya sekali lagi.

Ayunan pedang ini secara mengejutkan memancarkan cahaya yang cemerlang dan menyebar ke seluruh langit dan menyelimuti Dave!

Dave mengangkat Pedang Naga tanpa tergesa-gesa, diikuti dengan auman naga!

Energi pedang yang kuat memancar dari Pedang Naga.

Energi pedang itu berubah menjadi seekor naga emas yang langsung melesat ke langit, lalu berubah menjadi ribuan naga emas yang melesat turun!

Seluruh cahaya pedang itu diblokir dan salah satu aura pedang itu melesat langsung ke arah Kedi!

Raut wajah Kedi seketika berubah dan menghunuskan pedangnya untuk menangkis!

Dang…

Sebuah suara berderak terdengar, Kedi hanya merasa tubuhnya bagaikan dihantam oleh batu raksasa dari langit, sebuah kekuatan besar membuat sepasang pundak Kedi mati rasa, sepasang kakinya juga terbenam ke dalam tanah!

Semua orang yang menyaksikan pemandangan di depan mereka menunjukkan ekspresi tidak percaya, tidak satu pun dari mereka yang menyangka seorang Maha Guru akan mampu. meledakkan kekuatan seperti itu!

“Pedang di tangannya adalah pedang spiritual yang sudah membentuk roh pedang, pantas saja dia memiliki keberanian untuk bertarung melawan Maha Dewa.”

Paman Edgar menatap Pedang Naga di tangan Dave dan angkat bicara.

mendengarnya tanpa sadar menjatuhkan tatapan

meledakkan kekuatan seperti itu, ternyata dia memiliki sebuah pedang spiritual yang

mata Tetua Wanto dipenuhi dengan

pedang pusaka seperti ini, berada

ke tangan mereka, maka itu pasti dapat memancarkan kekuatan yang lebih

beberapa orang itu dan

mengira kekuatanku berasal dari pedang pusaka di tanganku,

dan

mengepal dan naga

berniat bertarung melawan Kedi dengan tangan

Maha Guru ingin melawan seorang Maha Dewa dengan tangan kosong, dan Maha Dewa itu bahkan

Apakah sudah bosan hidup?

bosan hidup dan berinisiatif untuk

ini Kedi merasa sangat terhina, pedang panjang di tangannya memancarkan warna merah yang memesona, energi

bisa membunuh Dave

seorang Maha Guru dapat menahan dua serangannya dan bahkan berada di posisi yang

menunggu dengan tenang, menunggu ayunan pedang Kedi ini, sebenarnya mereka lebih penasaran bagaimana cara Dave

“Ah…”

pedang

warna merah, sementara Dave berada di tengah udara, sepasang tinjunya memancarkan cahaya yang berkedip dan sekujur tubuhnya menembus cahaya kemerahan dan langsung melesat ke arah

“Tinju Cahaya Suci…”

bagaikan dewa yang terbang turun dari langit, naga emas terpancar dari tubuhnya, sosoknya belum tibá tapi aura

“Jangan…”

kepanikan, pedang panjang di tangannya

Bam….

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255