Bab 181 

“Ma, aku akan menjaga diriku di rumah. Mama pergi saja.” Anak kecil itu mengangguk pelan. Dia juga tidak menyukai Elsa, karena dia bisa merasakan niat buruk wanita itu terhadapnya meskipun dia masih kecil. 

Karena itu, dia memilih untuk tidak ikut demi mencegah masalah bagi ibunya. Namun, alih–alih meminta Maya menemaninya malam itu seperti yang disarankan ibunya, Jodi berpikir bahwa lebih baik Elan saja yang menemaninya. 

Tasya pergi ke kantor setelah mengantar putranya. Dia hampir tidak duduk selama beberapa menit di kursinya hingga akhirnya Maya mengetuk pintunya lalu membukanya, mengundang 

seorang pengantar bunga untuk masuk. “Nona Tasya, ada kiriman bunga untuk Anda.” 

Buket mawar biru yang dibawa Maya membuat Tasya tercengang selama beberapa detik. Siapa yang mengirim ini? 

“Nona Tasya, ini bunga untuk Anda. Mohon ditandatangani.” 

Akhirnya Tasya pun menandatangani kertas itu. Kemudian, dia meraih kartu di buket dan membukanya. Alih–alih menemukan kata–kata romantis, dia malah menemukan perintah yang mendominasi tertulis di atasnya. Jangan buang bunga ini. Salam, Elan Prapanca. 

Tasya tertegun. Kenapa dia mengirimiku bunga lagi? Dia bahkan melarangku untuk membuangnya. 

ujar Maya mengagumi bunga bunga itu. Mendengar ucapan Maya. Tasya mengerucutkan bibirnya dan

Anda pasti sangat kaya!” tebak

kembali ke tempat duduknya. Dan beberapa jam berikutnya, dia sesekali menatap buket mawar biru itu dengan

mengundangnya makan

siapa pengirimnya. Dia menyalahkan dirinya sendiri karena terlalu sibuk

malu karena pria itu terus mentraktirnya makan siang setiap hari, jadi kali ini dia langsung menegaskan, “Makan siang kali ini biar aku yang traktir!”

dia tidak keberatan siapa yang

masakan barat bersama. Selama makan, Nando berbicara tentang renovasi kantornya dan inenanyakan pendapat Tasya.

Nando menyetujui semua idenya tanpa kecuali dan memutuskan untuk menerapkannya nanti. Akibatnya, Tasya tidak berani memberikan saran dengan tergesa–gesi. Kalau tidak, dia akan merasa bersalah jika renovasinya ternyata

IV 

1

San 

tentang sepupuku?” tanya Nando tiba–tiba. Tangan Tasya langsung gemetar mendengar pertanyaan itu hingga sesendok makanan yang

dan dia orang yang baik, tentu saja,”

berdua?” Nando menatap Tasya lekat–lekat, bertekad untuk

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255