Bab 123

Ekspresi pria itu meredup saat bibirnya sedikit berkedut. “Tidak,” gumamnya. Tasva mengeiek. “Saya khawatir seseorang yang polos dan normal seperti saya tidak akan pernah bisa berbicara dengan seseorang setinggi dan sekuat Anda.”Setelah menyelesaikan kalimatnya, Tasya mengambil tasnya dan pergi.

Kebetulan, Helen sedang berjalan dengan beberapa piring makanan. Saat Helen melihat Tasya berjalan ke arahnya, Helen sengaja mencondongkan tubuh lebih dekat ke Tasya sehingga dia bisa membiarkan dirinya terkena bahu Tasya. Kemudian, Helen memulai penampilannya yang megah.

Dia melemparkan piringnya ke tanah saat dia tersandung dan mencengkeram meja di sampingnya. “Ah …” dia berteriak lemah. Elan membelakangi mereka pada awalnya, tetapi dia segera berbalik ketika dia mendengar suara kaca pecah. Saat dia berbalik, dia melihat Helen memegangi kursi, Tasya melihat ke belakang sambil mengejek dan kaca pecah di seluruh lantai.

Tasya tidak repot-repot melihat situasi kedua dan pergi begitu saja. Helen dengan cepat membungkuk untuk mengambil potongan-potongan kaca yang pecah, tetapi pria itu menghentikannya. “Jangan angkat itu! Kamu akan melukai diri sendiri. Biarkan pelayan yang melakukannya!”

Helen sengaja melakukan itu dia tahu bahwa Elan tidak akan melihatnya mengambil pecahan kaca tanpa mengatakan apa-apa. “Sungguh sia-sia,” gumamnya sambil menatap sedih. Saat dia berbicara, dia mengusap bahunya.

bertanya

seolah-olah dia mencoba memaksakan dirinya untuk menanggung semua cara seakan-akan dia telah dianiaya. Ini akan membuatnya tampak seperti Tasya yang kasar dan menuntut. Tatapan agak bermasalah melintas di wajah Elan. Untuk beberapa alasan, dia

ingin berbuat apa-apa. Elan buta, jadi dia tidak akan bisa menyadari apapun sendiri.

akan memberi puira mereka lebih banyak bimbingan

melihat sekeliling selama beberapa saat sebelum dia menemukan sosok menarik dan

saat yang sama, Elan melangkah keluar dari area prasmanan. Nando segera melihatnya dan Nando dengan sengaja berjalan ke arah Tasya sebelum melingkarkan

dia berbalik untuk melihat Nando, “Kamu

seperti memberi Tasya

mata Elan, dia yakin bahwa dia baru saja menyaksikan Nando mencium Tasya di depan semua orang. Selanjumya, Tasya hanya tersenyum seolah-olah dia sangat menikmati ciumannya. Seluruh wajahı Elan menegang setelah dia menyaksikan adegan ini dan dia segera berbalik dan berjalan ke arah yang

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255