Bab 217

“Baiklah, setuju. Kamu harus jauhi Elan dan aku tidak akan memberitahu apa yang sudah terjadi. Kalau tidak, anak laki-lakimu akan tahu yang sebenarnya. Meskipun kamu menelpon polisi dan menangkap gigolo itu, dia adalah Ayah anakmu. Dan dia akan punya Ayah seorang gigolo yang mendekam di penjara. Haha…” ujar Helen sambil mencemooh dan menertawakannya. “Lucu sekali!”

“Keluar dari sini!” seru Tasya.

“Baiklah. Lagipula sekarang waktunya pergi kencan dengan Elan. Dengar ya, jangan ganggu kami! Awas saja kalau kamu mengacaukan kencan kami! Malam ini kami sibuk. Tahú sendiri, kan, betapa perkasanya Elan.” ujar Helen mencoba membohongi Tasya dan dia berhasil. Setelah itu, dia keluar dengan wajah puas.

Di dalam kantor, Tasya terduduk lemas di kursinya. Tubuhnya gemetar tidak keruan. Emosi memenuhi dirinya dan dia merasa muak. Helen sangat mengenalnya dan perempuan itu tahu cara untuk menyerangnya. Apalagi, Ibu dan anak laki-lakinya adalah orang yang paling Tasya cintai. Sedangkan Elan, bukanlah siapa-siapa baginya. Tapi tetap saja, dia merasa sesak.

Tasya menganggap Elan sebagai laki-laki brengs*k yang berkencan dengan Helen, tapi dia mencium perempuan lain dengan bibir yang sama, bibir yang juga mencium Helen. Tasya bahkan bisa membayangkan apa yang terjadi di tempat tidur. Membayangkannya saja, sudah membuat Tasya muak! Tasya sudah memutuskan untuk menjauh dari Elan. Dia tidak akan pernah dekat-dekat dengan Elan lagi!

Sementara itu, tepat saat Helen pulang dengan terburu-buru, dia mendapat telepon dari Dani. Tapi dia tidak mengharapkan apapun, karena dia mengira kalau Elan akan menjemputnya!

mengangkat teleponnya, Dani mencuri pandang padanya, tapi tidak berani menatap mata Helen. Sepertinya dia sedikit takut dengan Helen setelah apa yang sebelumnya

hati dan berharap Pak Elan mengunjungi Helen di rumah mewah ini. Helen seperti seekor burung

aku cantik?”

karena dia merasa takut ketika mendengar

tampak menawan, Nona Helen,” puji

apa Pak

.

Dani berbohong padanya. Dia sudah bekerja cukup lama dengan Elan. Dan

itu hanya sebuah kebohongan, tapi sudah bisa membuat Helen senang. Setelah itu, dia mengeluarkan cermin kecil dan memperbaiki riasannya. Dia merasa puas dengan penampilannya malam

sedang menunggu di ruangan khusus. Saat dia membuka pintu, jantungnya berdegup

ujar Helen dengan nada sayang pada Elan yang duduk

dia adalah pria yang baik, dia mempersilahkan Helen untuk memilih menu mereka malam itu. Seperti seekor ikan yang mendambakan air, Helen menganggap sikap Elan itu sebagai cara Elan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255