Ruang Untukmu 

Bab 236 

Tak lama setelah itu, ternyata tidak satu pun dugaan Tasya yang benar terjadi. Pria itu menopang tubuhnya sendiri dengan tangannya berada di tepian mobil Tasya dan dia sedikit membungkukkan badan. Detik berikutnya, pria itu berbicara dengan suara magnetis, “Aku sudah menunggumu di depan pintumu. Cepat masuk ke dalam.” 

Sebelum Tasya dapat bereaksi, Elan pergi ke jok belakang dan menyapa Jodi dengan sebuah senyuman lembut. “Halo, Jodi.” 

“Om Elan, om tidak marah, kan?” tanya anak itu. 

“Tentu saja tidak.” Elan tersenyum selagi dia berusaha meredakan amarahnya tentang 28 panggilan tak terjawab yang tidak diangkat Tasya sebelumnya. Namun, ketika dia mengalihkan pandangannya ke arah Omar, sorot matanya bagaikan sebuah belati tajam, memeringatkan Omar untuk tidak mendekati wanita itu. 

Tanpa perlu diucapkan, Omar memahami isyarat peringatan Elan, mengetahui bahwa Elan berusaha menegaskan dominasinya atas Tasya. 

Setelah mobil di hadapan Tasya berjalan, Tasya mengalihkan perhatiannya kepada Elan dan berkata, “Aku akan memarkirkan mobilku di parkiran bawah tanah terlebih dahulu.” 

Kemudian, dia melaju untuk memarkir mobilnya dengan serius setelah menemukan tempat parkir yang bagus. Sementara itu, Omar melihat sekilas wajah Jodi dari samping, merasa terkejut dengan apa yang dilihatnya ketika dia mencoba mengingatkan bocah itu untuk membawa barang–bawaannya keluar dari mobil 

tampok seperti pria yang baru saja kami temui. Apukah dia adalah ayah dari anak ini? Jadi,

pria yang memiliki rasa malu. Pada saat yang bersamaan, dia mengasihani dirinya sendiri karena harus merelakan ide untuk merayu Tasya bahkan sebelum dia sempat melakukan apapun. “Tasya, aku akan mengantarkan komputermu kepadamu sebentar lagi.”

ke lantai 15. Begitu mereka melangkah keluar dari lift, Tasya disambut oleh pemandangan seorang pria yang tengah

Jodi bertanya

menggelengkan kepalanya dengan

itu memberitahukan kepada ibunya, “Bu, Om

pria itu dengan heran setelah mendengar

itu mendengus

menahan diri untuk tidak mengernyitkan kening

bertanya dalam hati apakah Elan tidak takut kesehatannya akan memburuk karena hal itu. Setelah membuka pintu, Tasya memasuki

pria itu mengikuti mereka dan menutup pintu yang berada di

belakangnya. 

mau makan apa? Apa ada yang bisa aku

peduli apa yang akan dia makan selama

bahan–bahan yang dia butuhkan di dalamnya. Dia kemudian mengambil beberapa ayam dan sebotol saus marinara dari lemari es sebelum dia mulai memasak. Sementara Tasya sibuk menyiapkan makanan Elan, Jodi tetap tinggal di ruang tamu untuk menemani

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255