Ruang Untukmu Bab 251

Bab 251 Frans menatap anak perempuannya tidak percaya. "Apa?" "Apa Ayah masih ingat ketika Ayah memintaku menemani Ayah untuk memenangkan lelang proyek? Dengan banyaknya perusahaan yang bersaing, apakah Ayah berpikir kalau Ayah akan memenangkan lelang proyek yang begitu besar? Saat itu, Elan ada disana dan dia yang mengatur semuanya agar Ayah menang." Melihat Ayahnya yang tercengang mendengar hal ini, Tasya tidak heran.

"Benarkah? Apakah Pak Elan diam-diam membantu Ayah? Pantas saja akhir-akhir ini bisnis berjalan lancar.

Ayah kira dewi fortuna sedang ada di pihak kita.

Ternyata dia yang diam-diam membantu Ayah!" Saat itu, mata Frans berkaca-kaca karena terharu.

"Ternyata selama ini keluarga Prapanca sudah membalas budi pada kita!" ujarnya.

"Mereka tidak hanya membantu perusahaan Ayah.

Bahkan Nyonya Prapanca juga menawarkan bantuan padaku, tapi aku menolak niat baiknya.

Aku rasa mereka tidak harus membalas budi pada kita, tapi ketika aku tahu yang sudah mereka lakukan selama ini, Elan sudah jauh membantu Ayah dalam banyak hal." Ujar Tasya putus asa.

Frans menghela napas.

Hatinya terasa kalut.

pembicaraan mereka dari

ketika tahu kalau Elan

bahkan membantu bisnis suaminya! Makanya, dia menduga kalau Tasya mau menerima bantuan kompensasi dari Keluarga Prapanca, dia

bisa dia curi dengar, Pingkan mengetuk pintu dan pura pura kalau dia sedang terburu-buru, lalu berkata, "Aduh! Tadi aku sudah sampai di parkiran, tapi baru ingat kalau tasku ketinggalan!" Setelah itu, dia bergegas ke dekat meja di samping tempat tidur, mengambil tasnya, lalu bertanya dengan nada khawatir, “Frans, kamu yakin tidak apa-apa kalau aku meninggalkanmu disini sendirian?" "Aku baik-baik

pulang saja ke rumah!"

berkata, “Jaga Ayahmu, Ya? Dia sudah bekerja keras demi keluarga ini." Tapi, Tasya tidak suka kalau harus mendengar kata-kata itu dari mulut Pingkan, jadi dia

dan berkata, “Aku tahu, mungkin aku

keluarga." Karena mereka ada di hadapan Frans,

dalam lubuk hatinya, dia tidak pernah

pergi dulu." Setelah itu, Pingkan pergi sambil

melihat ke arah Tasya dan bertanya, “Apa kamu masih

tidak bisa mengerti kenapa

Ibu tidak cukup bagi Ayah?" tanya Tasya

ini dengan Tasya, tapi saat itu, dia terlihat

salah Ayah, tapi Ayah bukannya

dan

saja lulus kuliah dan

lahir tanpa direncanakan."

saat itu mabuk, lalu bagaimana dengan Pingkan? Aku rasa dia tidak mabuk!" "Ayah dipaksa minum

Pingkan sudah tertidur di

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255