Bab 289 

“Benar! Kalau kamu tidak mau minta maaf, kenapa kamu menamparnya? Lihat Nona Helen kasihan dia. 

Tasya merasa tertckan saat dia mendengarkan occhan orang-orang di sekelilingnya. Apalagi, hanya dia dan Helen yang tahu kalau helen sedang mencoba membunuhnya saat di dalam kolam tadi. Tapi, orang-orang ini begitu kejam menghakiminya tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. 

Sementara itu, Elan mengabaikan tatapan orang-orang dan pergi sambil menggendong Tasya yang belum sepenuhnya sadar. Dia berkata pada Roy. “Bawa Nona Helen masuk kedalam untuk mengganti pakaiannya.” 

“Elan… seru Helen sambil menangis. Hatinya sakit seperti ditusuk-tusuk saat dia melihat Elan pergi sambil menggendong Tasya. 

Meskipun dengan insiden penuh drama seperti ini, Tasya tetap menang. Dialah yang menerima cinta dan perhatian Elan. Bahkan laki-laki itu tidak menanyakan keadaan Helen 

Yang pertama kali dipikirkan Tasya setelah dia berganti pakaian adalah anak laki-lakinya. Dia menoleh ke arah Elan dan bertanya, “Jangan beritahu Jodi tentang apa yang baru saja terjadi.” 

jangan khawatir! Aku sudah meminta Nando untuk tidak membawanya pulang, dan Jodi masih ada di tempat bermainnya,” Ujar Elan berusaha menenangkan Tasya. 

Tasya mencengkram selimut dengan erat saat dia teringat kelicikan Helen tadi. Dia yakin kalau Helen sengaja menckannya agar tidak bisa naik permukaan air dan dia berencana untuk menenggelamkannya! 

“Kenapa kamu melompat ke kolam untuk menyelamatkannya sedangkan kamu tidak bisa berenang?” tanya Elan sambil mengernyitkan keningnya. Dia tidak berani menyalahkan Tasya, tapi dadanya terasa sesak karena dia sangat mengkhawatirkan tasya. 

ini adalah pesta ulang tahun Nenekmu. Tidak baik kalau sampai ada orang yang meninggal,” jawab Tasya berusaha

tidak menyangka kalau Helen, yang lima tahun lalu tidak

lajar berenang 

udhampir…Elan tidak sampai hati melanjutkan perkataannya karena dia wanya takut dengan insiden

cepat dan segera menyelamatkannya

Diadak bisa membayangkan bagaimana apa yang terjadi

tidak mau kamu berterima kasih padaku. Aku hanya ingin kamu menghargai kehidupanmu.

terulang kembali.” Mata Elan menatap Tasya penuh dengan rasa khawatir. Dia berjalan mendekati Tasya dan memeluknya. “Karena aku sudah menyelamatkanmu, maukah kamu hidup bahagia demi diriku?” tanya

mengangkat kepalanya dan berkata, “Pak Elan, maukah Anda berjanji? Kalau terjadi sesuatu

saya.” 

Dia memeluk Tasya erat dan menatap matanya, “Jangan berbicara yang tidak-tidak! Aku tidak

perkataan Elan. Tatapan Elan begitu menawan sampai Tasya tidak bisa mengalihkan

saja, Tasya mulai merasa pusing Elan mengecup keningnya

Elan berdering. Dia menatap nama si penelpon di

sedang mencoba untuk bunuh diri,” ujar Roy.

Elan bingung

dengan Anda,” suara Roy

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255