Ruang Untukmu 

Bab 297 

Hati Tasya melunak dan wanita itu menghela napas, “Kalau begitu, apa yang kamu 

mau?” 

“Apa kamu tidak tahu apa yang aku mau?” Elan melemparkan pertanyaan itu kembali padanya. 

Tidak ada artinya kalau pria itu harus memberi tahu si wanita selangkah demi selangkah menginginkan Tasya mencintainya. Melihat kalau percakapan mereka tidak ke mana–mana, wanita itu mendadak memikirkan sesuatu sebelum dia berdiri dan berkata, “Terima kasih sudah menjaga kami selama ini, Pak Elan. Ini sudah larut malam. Sebaiknya kita beristirahat. Selamat malam.” 

Wanita itu baru saja akan berjalan melewatinya ketika si pria ikut bangkit dari sofa tatkala dia memegang pergelangan si wanita. 

“Tolong jangan pergi. Jangan ambil Jodi dariku,” pinta Elan. 

Mendengar itu, Tasya berhenti berjalan. Jantungnya berdetak kencang. Dia membatin, “Apa yang dia bicarakan?Kenapa dia berbicara seolaholah aku meninggalkannya dengan pergi bersama Jodi

“Pak Elan... Tolong lepaskan tanganku.” 

SI wanita tidak berani menoleh ke arah Elan. Namun, pria itu memanggilnya, “Tasya. Tidak sopan berbicara memunggungi orang lain. Tatap mataku dan katakan langsung ke hadapanku.” 

wanita itu dengan telapak tangannya yang besar tatkala dia memaksa ibunya Jodi itu menengadah. Tasya mengangkat kepalanya dan menatap langsung Elan. Wanita itu memperhatikan kalau ada antisipasi dan, apa yang mengejutkannya, sedikit kerapuhan terpancar dari tatapan pria itu. Dia bisa melihat bayangannya sendiri di

“Elan, henukan...” 

bagaimana caranya membuat si wanita tetap berada di sisinya. Setelah Tasya dilepaskan, dia mundur, berbalik, dan kembali ke kamarnya. Wanita itu masih bisa merasa tekanan dari tatapan si pria yang intens. Tasya masih bersikeras untuk membawa putranya pulang besok. Dia akan kembali bekerja dan dia memuiuskan

yang berada di kamar tidur utama itu tidak tidur nyenyak

Elan mengetuk buku–buku jarinya di pintu sebelum masuk. Begitu si wanita selesai berkemas, dia menoleh ke arah pria itu dan memintanya, “Aku harus merepotkanmu untuk memberi kami tumpangan.”

pergi ke sekolah lain,” kata si pria dengan tiba–tiba.

Aku akan menghubungi sekolah yang lebih baik.”

usah,” ujar Elan menolak

taman kanak–kanak bergengsi setelah menghubungi

dekat dengan Atelir Perhiasan Jewelia?” tanya

“Dekat.” 

biaya sekolahnya?” tanya wanita itu lagi.

wanita kaya. Pria itu mengangkat alisnya saat mendengar pertanyaan si wanita dan berkata,

Aku akan

Elan. Sebaliknya, pria itu tidak diduga berkata, “Pembicaraan uang menyakiti hubungan. Dia

diam–diam tinggal di kamarnya sementara waktu. Setelah dia tersadar dari lamunannya, wanita itu duduk di tempat tidur dan segera mencari semua taman kanak–kanak bergengsi di dekat Atelir Perhiasan Jewelia. Dia

ini?‘tanyanya

khawatir kalau dia tidak mampu membiayainya. Namun, kenyataannya, uang sejumlah itu bukanlah sesuatu yang bisa dia bayarkan dengan gajinya yang kecil. Si wanita terus mencari taman kanak–kanak lain di sekitar lingkungan itu lagi, tetapi dia

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255