Ruang Untukmu 

Bab 330 

“Ma, kapan Om Elan datang untuk makan bersama kita? Aku sangat merindukannya!” Jodi di tempat tidur menolak untuk tidur karena dia sangat ingin bertemu Elan lagi.

Melihat ekspresi kerinduannya saat dia duduk di depan tempat tidur Jodi, Tasya benar-benar tidak ingin memberikan harapan palsu pada anak laki-laki itu. Dia takut Elan akan meninggalkan mereka lagi suatu hari nanti.

Meskipun rumornya dengan Alanna ternyata salah, Tasya tidak memiliki keyakinan bahwa hal itu tidak akan terjadi lagi dengan wanita berikutnya yang dia temui.

“Jodi, kamu bisa merindukannya, tetapi apakah tidak apa-apa jika kamu merindukannya dalam pikiranmu?”

Jodi tidak menjawab dan malah menatapnya dengan mata yang besar dan jernih. “Ma, apakah kamu merindukannya?” Jodi bertanya sebagai balasannya.

Tidak mungkin Tasya bisa berbohong saat dia menatap mata polos putranya, jadi dia mengangguk dan mengaku, “Ya, aku juga merindukannya.”

“Bisakah kamu menikahinya kalau begitu, Ma? Kita akan selalu bisa bersamanya jika kamu berhasil menikah dengannya!” Jodi menyemangatinya saat dia mengeluarkan serangkaian tawa konyol.

khawatir tentang hal ini padaku! renungnya, pipinya memerah. Tasya kemudian mengulurkan tangan untuk membelai kepalanya. “Ayo, serahkan urusan orang dewasa kepada orang dewasa. Kamu terlalu muda untuk mengkhawatirkan hal ini. Saatnya

selain dengan patuh menutup matanya saat itu. Saat Tasya melihat wajah putranya, jantungnya mulai berdetak lebih cepat ketika dia menyadari betapa Jodi terlihat mirip

seperti Elan, hanya berukuran mini.

bahwa dia telah menyelimuti Jodi dengan benar, Tasya kembali ke

merasa geli dan mati rasa di sekujur tubuh ketika dia mengingat bagaimana dia muntah, dan bahkan membiarkan Elan memandikannya. Bagaimana

itu, Tasya merasa sangat malu sehingga

memerah.

gurunya, Jodi adalah anak yang sopan dan dewasa. Jodi

merasa lega setelah mendengar kata-kata guru. Tasya senang bahwa putranya

tiba beberapa saat yang lalu dan ketika dia melihat Tasya masuk, dia meletakkan cangkir

terasa panas saat itu.

mau tidak mau merasa bahagia karena temannya. “Sejujurnya, aku selalu merasa

tampak seperti lelucon yang mengerikan sekarang setelah dia melihatnya kembali, itu adalah

merasa seperti seorang

memanggilnya. “Terima kasih

dengan orang-orang yang tulus.” Felly

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255