Ruang Untukmu 

Bab 384 

Elan tertegun. “Bukankah seharusnya kamu mengurus klicnmu sendiri?”

“Tidak! Aku diberitahu Felly kalau klien tersebut awalnya ditangani oleh Alanna saat aku temui dan bertanya padanya sebelumnya, tetapi karena desainku disukai klien, aku diminta untuk mengambil alih negosiasi itu. Tak lama setelahnya, aku diculik kaki tangan Rully di Kafe Rindang, tempat seharusnya aku akan bertemu dengan klien.” Sorot mata Tasya penuh kebingungan. “Bagaimana mereka bisa tahu aku akan berada ke kafe itu dan parkir kendaraan di tempat tertentu?”

Elan mengernyit dan menjawab, “Alanna adalah anak perempuan tidak syah sahabat mendiang Ayahku, Lukas Danu. Dia membesarkannya di luar negeri. Bagiku Lukas adalah senior yang aku hormati. Aku dengar dari dari nenek bahwa mereka berdua adalah sahabat sewaktu masa mudanya.”

“Dia anak tidak syah Lukas?” Tasya menautkan alisnya, meskipun tidak ada rasa benci padanya.

“Lukas memintaku untuk menjaga Alanna, tetapi aku berjanji akan menyelidiki masalah ini dengan klienmu.” Elan tidak ingin mengambil risiko dan menepatkan Tasya dalam bahaya.

Stora

jam tangannya, dan menyadari kalau sudah waktunya makan siang. “Ada restoran dekat sini. Kita bisa makan siang di sana, tetapi kamu harus kembali bekerja setelah kita selesai makan siang, oke?” tanya Tasya

perempuan itu, Elan tersenyum masam dan berkata, “Baiklah, aku akan pergi setelah kita selesai makan

Ketika melihat mobil Elan melaju, Romi mengencangkan kepalannya karena menurutnya Tasya bukan

kaya raya. Tidak heran bila dia tidak

tidak langsung menunjukkan perhatian alam bawah sadarnya pada laki-laki itu.

pandang dengannya, menangkap wajah tersenyumnya yang sedang memandanginya. Seketika itu, Tasya terdiam selama beberapa deuk, terpesona

memandangiku seperti itu

Apakah aku tidak boleh menatap calon istriku?” Elan

henukan gombalanmu itu. Aku tidak senang mendengarnya.” Tasya merasa jengkel. Namun, terlepas dari perasaannya, tidak ada yang bisa

suatu tempat yang menyenangkan akhir pekan ini. Bolehkah aku meminjam anakmu untuk satu

paham bahwa Elan juga mengajaknya, karena

cukup layak untuk kita coba. Aku ingin

ragu sejenak dan kemudian setuju, seraya menimbang bahwa inilah saat yang tepat untuk anaknya melakukan kegiatan di luar setelah berdiam diri di rumah sekian lama. “Baiklah,

“Bagaimana denganmu?”

sangat waspada untuk tidak

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255