Bab 92

“Halo?” Teleponnya tersambung setelah tiga detik, lalu terdengar suara berat Elan.

*Tolong aku … Elan, kumohon tolong aku… Aku dijebak, dan sekarang aku sedang bersembunyi di dalam toilet kamar hotel. Ada laki-laki di luar yang ingin melecehkan diriku.. Aku merasa sangat pusing. Kumohon tolong aku…”

Karena Tasya terdengar sangat gemetar, suara panik Elan pun tak terhindarkan. “Kau sedang di hotel apa? Kamar berapa?”

“Aku tidak tahu… Aku dibawa ke sini… Aku akan kirim lokasiku sekarang- Elan – Tolong selamatkan aku…” Lalu, Tasya merasa kesadarannya lambat laun sirna dan akhirnya pingsan di dalam kamar mandi.

Di saat yang sama, sebuah mobil hitam dengan cepat melaju ke luar dari area parkir Grup Prapanca, menuju hotel yang dikatakan tadi. Wajah laki-laki tampan yang mengendarai mobil itu begitu dingin. Siapa yang mencoba merencanakan jebakan ini pada Tasya? Siapa yang berani menjebaknya?

menuju meja resepsionis hotel. Meskipun Elan sudah mencoba menelepon, panggilannya tidak diangkat. menunjukkan bahwa Tasya sudah

hotel ini, dan aku ingin pihak hotel

dan melihat Elan, ia berkeringat dingin. Bukankah orang

kontrol dan, dalam dua menit, menemukan rekaman seorang gadis tidak sadarkan

itu, Elan langsung berlari menuju lift, diikuti manajer dan dua stafnya. Saat lift

Tasya sudah di… Tidak. Aku tidak akan biarkan hal itu terjadi. Aku tidak akan biarkan Tasya dilecehkan lagi. Sesaat kemudian, Elan merasakan hasrat

Tasya.

dalam kamar mandi. Seperti sudah diduga, Benny mulai mencongkel sendiri lobang kunci pada pintu dengan sebuah alat, karena tidak berani meminta bantuan pihak

Sebelum laki-laki tua licik itu sempat bereaksi, Elan sudah

karyawannya untuk membuka kunci pintu di bawah perintah Elan, karena

perempuan lunglai acak-acakan sedang bersandar di dinding. Terlepas bias cahaya yang menerpa

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255