Ruang Untukmu 

Bab 408 

Scakan-akan ada api yang berkobar di dalam diri Elan, dan rasanya api itu tidak akan padam dalam waktu dekat. Saat itulah dia menyadari bahwa dia telah dijebak

Pada saat itu, Alanna mengulurkan tangan untuk menghentikan Tasya dengan marah, “Kamu tidak bisa membawanya pergi sekarang. Dia membutuhkan scorang wanita!”

“Dan dia punya satu-itu adalah aku. Dia tidak membutuhkanmu,” balas Tasya dengan marah sambil memegangi Elan agar pria itu tetap berdiri tegak.

Setelah mendengar ini, mata Elan berbinar gembira. Dia hendak menyelamatkanku, pikirnya

“Jangan pergi, Elan!” Alanna berteriak memohon, mengulurkan tangan padanya.

Namun, hanya perlu satu tatapan mematikan Elan untuk membuatnya goyah. Pria itu memelototinya sebagai peringatan saat dia berkata dengan jijik, “Jangan sentuh aku.” Dia tidak perlu berpikir untuk mengetahui bahwa Alanna-lah yang telah membiusnya malam ini.

“Ayo,” Tasya mendesak selagi dia membuka pintu dan membawa Elan keluar. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Roy, memintanya untuk menemui mereka di pintu masuk hotel.

Di kamar, Alanna nyaris hancur akibat histeria. Dia tidak percaya bahwa rencananya sekali lagi telah digagalkan oleh Tasya.

Sementara itu, Tasya menarik Elan ke dalam lift dan menyandarkannya ke salah satu dinding. Kini setelah tangannya bebas, Elan mencoba menyisir rambut Tasya agar rapi dengan jemarinya dan merapikan gaunnya yang sedikit kusut. Ketika dia memiringkan kepalanya dan melihat jejak di kulit pualam di leher Tasya, dia mengutuk, “Sialan.”

Hati Elan seakan-akan terpelintir saat dia mengamati luka pada Tasya. Dia kemudian bertanya dengan lemah, “Apakah sakit?”

menatap Elan dengan muram. “Kamu harus berterima kasih padaku karena telah menyelamatkanmu sebelum kamu menjadi

arahnya tanpa berkata-kata. Dengan sekuat tenaga, dia menahan api yang mengancam akan

hanya ingin tidur dengan Alanna, ya?” Tasya menjawab dengan tajam saat dia memberi Elan sebuah

terlalu lemah untuk berdiri tegap

hotel? Tidak mungkin! Kita akan ke rumah sakit.” Dia

di pinggang Elan untuk menarik

puas saat dia bergumam, “Kukira kamu akan mengorbankan dirimu untuk menyelamatkanku

keudakcgoisanku.” Tasya berkata dengan sinis. Seakan-akan aku bersedia

dia melihat berapa tidak schauiya Elan, dia mendesak,

kita harus membawanya ke

ini, Roy buru-buru membantu Elan memasuki

di jok belakang, dia bisa merasakan hawa panas dalam dirinya semakin bertumbuh tanpa henti. Roy berada di belakang

pria itu, dan keuka dia menoleh untuk memeriksanya, pria itu menerjang maju dan

menyakitkan… Tolong aku, Tasya,” pintanya

onuru

OS

mobil sambil mencoba mendorong pria

efek obat yang memuncak dalam dirinya, menunggu bukan lagi sebuah pilihan yang layak

“Elan, tunggu sebentar lagi-”

ketika Elan mencondongkan tubuh ke

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255