Bab 446 

“Sialan dia. Ayahku hanya melihat Tasya, bukan aku. Helen, ayo pergi berbelanja dan menonton film!” ungkap Elsa. 

“Oke. Aku akan mengikuti apa pun rencanamu.” jawab Helen. Jauh di lubuk hatinya, dia akan punya banyak waktu akhir–akhir ini. 

Elsa yang mengeluh tentang ayahnya hanya bisa memikirkan bagaimana bersenang senang 

Setelah rapat selesai, Frans mengundang semua orang untuk makan siang dan tentu saja Tasya tidak akan menentang keputusan ayahnya. 

Ponsel Tasya berdering sekitar pukul setengah sebelas pagi. Dia mengangkat telepon itu setelah dia melirik layar ponsel. “Halo?” dia menjawab dengan nada ceria, dan tersenyum. 

“Apa kamu tidak pulang untuk makan siang?” Elan bertanya di seberang telepon. 

“Tidak. Aku akan makan siang bersama ayah dan rekan kerjaku,” jawab Tasya. 

“Apa Romi juga ada di sana?” tanya Elan sedikit kesal. 

“Apakah Pak Elan selalu meragukan dirinya sendiri? Apa kamu masih yakin aku akan memiliki perasaan terhadap pria lain?” tanya Tasya dengan nada geli. 

“Jangan bicara dengannya, apalagi kontak fisik,” perintah Elan angkuh. 

aku akan berusaha yang terbaik.” Tasya terkekeh.

serius. “Baiklah. Aku akan melakukan apa yang kamu katakan,

aku percaya padamu.” jawab Elan tidak berdaya dan menggerutu dalam hati, apa lagi yang bisa

ya. Aku akan pulang untuk

bisa percayakan Jodi padaku. Jangan khawatir.” Elan meyakinkan.

dia pun menjawab, “Baiklah. Aku akan menemani ayahku makan siang sekarang.”

jauh dari sana menatap wajali Tasya yang tersenyum dengan tatapan obsesif. Jauh di lubuk hatinya, dia tahu bahwa Elan adalah satu–satunya

tersenyum begitu

bawalı, Tasya masuk ke mobil ayahnya dan berangkat. Ketika mereka melewati mobil sport di tempat parkir,

mobil, dia sangat mengincar mobil sport dan dia tahu mobil itulah

keluarga Prapanca, Jodi menunggu makan siang dengan penuh harap sambil melihat Elan sibuk di dapur.

tahu beberapa hidangan yang disukai Jodi, jadi dia mengenakan celemek dan belajar memasak hidangan dengan menonton dan mengikuti

dia adalah orang yang hebat di dunia bisnis, dia bukanlah seseorang yang lihai dalam hal memasak. Ketika Elan selesai memasak ayam

yang merupakan

waktu lama untuk memasak di dapur, dia membuat

percaya diri dalam merawat Jodi, tetapi sekarang, kepercayaan dirinya mulai

Elan menyadari sekarang sudah jam

mengajakmu makan siang yang enak,” katanya. Meskipun Elan tidak memiliki bakat memasak, dia

yaitu uang 

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255