Bab 454 

Ketika Luki sedang mengatur tempat duduk tamu, dia memastikan kalau Elan dan 

Tasya duduk di barisan paling depan. Bahkan juru bicara jewelia, Sania Agata, yang duduk di samping Elan sangat gugup sampai dia sibuk mclakukan ini dan itu untuk menarik perhatian Elan. 

Tasya akhirnya tahu bagaimana rasanya menjadi Elan–semua mata perempuan di acara itu akan tertuju padanya sepanjang malam. Dia bisa merasakan tatapan penuh rasa iri, scolah tatapan mereka bisa menusuknya kapan saja. 

“Halo, Pak Elan. Saya Sania Agata, juru bicara Jewelia. Senang bisa bertemu Anda.” Ujar Sania saat menyapa Elan. 

Elan menganggukkan kepalanya perlahan dan membalas, “Halo.” 

Awalnya Sania mengenakan sebuah rompi. Tapi saat dia berbicara dengan Elan, tanpa sadar dia menarik rompi itu agar kulitnya yang mulus dan model pakaian dengan kerah berbentuk huruf V yang dia pakai itu bisa terlihat. 

Hanya dengan sekali tatapan saja, Tasya tahu apa yang sedang direncanakan perempuan itu. Dia terhenyak saat melihatnya, tapi dia akui kalau Sania memiliki selera pakaian yang cukup ‘berani. Tentu saja, Sania sengaja memakainya untuk menarik perhatian Elan dan bukan orang lain. 

Saat itu, si pembawa acara naik ke atas panggung. Setelah dia memberikan ucapan pembukaan acara, Luki naik ke panggung dan menjelaskan susunan acara sekaligus mengenalkan rencana perkembangan Jewelia yang selanjutnya. 

Tapi, selain penampilan pengisi acara malam itu, yang ditunggu–tunggu oleh semua orang adalah sesi pengundian hadiah. Kabarnya, hadiah uangnya sangat besar dan kesempatan untuk menang juga tinggi. 

Akhirnya, pertunjukkan malam itu dimulai pukul 7 malam. Orang pertama yang tampil adalah penyanyi favorit Tasya yang bernama Haris Sadewa. Haris tampil bak seorang pangeran tampan. Semua tamu bertepuk tangan dengan meriah. Begitu juga dengan Tasya yang bertepuk tangan dengan gembira. 

Meskipun begitu, Elan sama sekali tidak melihat penampilan penyanyi itu karena dia sama sekali tidak bisa melepaskan pandangannya dari perempuan yang duduk di sampingnya sambil bertepuk tangan dengan bahagia. Tatapan Elan pada Tasya tampak penuh makna. 

Haris di atas panggung. Kebetulan sekali,

yang ada di atas panggung itu dengan tatapan dingin

ingin datang ke pesta? pikir

dan itu membuatnya gugup. Dia menatap Elan dan bertanya, “Ada

menjadi buruk, tapi dia berani untuk bertanya padanya

sangat menyukainya?” cibir Elan tiba–tiba.

dari udara di luar ruangan. Tasya hanya

pintar dalam menjawab pertanyaan Elan. “Saya suka lagu lagunya,”

menyukainya, kan?” Rasa tidak suka terdengar dari Elan yang sedang mengerutkan keningnya.

punya pilihan lain selain membuat Elan tenang sambil menggenggam tangan Elan di bawalı meja. Perlahan, kernyitan Elan menghilang dan dia menggenggam tangan Tasya dengan erat.

melihat penampilan Haris secara langsung. Tasya hanya

kesempatan untuk mendekati Elan. Tapi, saat ini sedang ada yang tampil di atas

dengan Alanna, yaitu bertemu berduaan saja dengan Elan. Itu adalah satu–satunya kesempatan bagi Helen. Tapi dia

Haris menyanyikan dua lagu berturut turut.

mengundi 50 nama yang

bahagia. Jadi ini alasan Tasya ingin

padanya dan itu membuatnya gugup. Dia menatap Elan

membuat suasana hati Elan menjadi buruk, tapi dia berani untuk bertanya padanya

sangat menyukainya?” cibir

yang dingin itu bahkan terasa jauh lebih dingin dari udara di luar ruangan. Tasya hanya bisa menelan ludah ketakutan. Elan pasti akan marah kalau

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255