Bab 463 

Pingkan segera menghubungi Elsa, yang sedang pergi berbelanja pagi itu, Elsa sangat senang saat mendengar kabar dari telepon kalau Elan akan datang. Dia bahkan hampir pingsan! 

“Ibu, benarkah itu? Elan benar–benar akan datang ke rumah kita?” Tanya Elsa. 

“Kata Ayahmu tadi begitu. Jadi, sudah pasti benar.” jawab Pingkan. 

“Ibu, saya tidak bisa telepon sekarang,” ujar Elsa tiba–tiba. “Saya harus belanja pakaian dulu.” Setelah dia menutup telepon, dia mengajak temannya untuk pergi ke butik yang mereka datangi dan mencari pakaian. 

Elsa benar–benar ingin tampil sempurna di depan Elan malam ini. Meskipun Elan menatapnya hanya sedetik saja, itu sudah membuatnya bahagia. 

Sementara itu, Elan mendapat telepon dari Hana kalau dia sedang ada di rumah Belinda lalu bertanya apakah dia ingin mampir. Saat Hana mendengar kalau Elan akan makan malam di rumah keluarga Tasya, Hana terkejut. Sudah lama dia ingin sekali Elan segera menjadikan Tasya sebagai istrinya! 

Sekitar pukul 3 sore, Tasya memakaikan Jodi pakaian yang sangat modis dan membuatnya setampan model cilik. 

Elan, pun, juga berganti pakaian dengan setelan jas berwarna abu–abu, dengan kemeja berwarna gelap dan berlapis rompi. Tampilannya itu seperti sosok Tuan Muda dari keluarga berpengaruh yang ada di TV. 

Elan saat dia menatapnya. Mungkin Elan akan terlihat tampan meskipun memakai pakaian compang camping, pikir

salah satu mobilnya yang memiliki kursi khusus anak kecil. Sejak dia sering mengajak Jodi naik mobilnya, Elan mulai

seperti sebuah keluarga yang sedang

lebih awal dari biasanya. Seisi rumah sudah dibersihkan oleh para pelayan

tadi sambil merapikan riasan wajahnya di depan cermin dan

sebelum dia turun

dua, dia melihat sebuah mobil sedan mewah masuk ke halaman mereka. Saat itu,

Elan akhirnya tiba. 

yang cerdas. Dia berharap anaknya bisa menikah dengannya. Tapi, seketika dia merasa iri saat dia menyambut tamu mereka bersama suaminya dan melihat mereka bertiga seperti sebuah keluarga. Saat itu, Elan keluar dari mobil sambil

Tasya bisa menjalin hubungan dengan laki–laki seperti

sambil mengajak si anak haram itu

datang, Pak Elan!”

Frans,” Elan menyapa sambil

sedang Elan gendong pun berseru, “Kakek!”

“Pak Elan, kami senang Anda bisa datang mengunjungi kami. Mari, silahkan masuk.” ujar Pingkan.

kepala dan berterima

tidak ingin mempermalukan Pingkan di hadapan Ayahnya.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255