Bab 507 

Mungkin saya terlalu banyak berpikir tentang ini, kata Pingkan pada dirinya sendiri. 

Sementara itu, Romi tiba di apartemen kecil Hclen dan melihatnya sedang menunggunya. Setelah pergumulan yang penuh gairah, Helen mulai bertanya kepadanya tentang Frans. Yang Romi ungkapkan hanyalah bahwa Frans tiba–tiba pingsan dan dikirim ke rumah sakit untuk menyelamatkannya. 

Mendengar tentang situasi Frans, Helen mengangguk. Dia tidak marah ketika dia merasakan betapa waspada dan tertutupnya Romi terhadapnya, mengingat tujuan 

yang ingin dia capai adalah Tasya dan Elan membatalkan pertunangan mereka. 

Dengan Frans yang masih koma, Helen ragu bahwa Tasya akan melanjutkan pertunangannya; itu tidak pantas mengingat situasi suram saat ini, dan selain itu, keceriaannya dari pernikahannya yang akan datang pasti sudah memudar sekarang. 

Sementara di hotel, Tasya tidak bisa tidur. Dia berdiri di depan jendela dan menatap rumah sakit di seberang jalan. Kekhawatiran terlihat jelas di matanya, dan Frans masih tidak sadarkan diri, dia semakin cemas 

Elan menghela napas pelan dan memeluknya dari belakang. “Ayo kita istirahat, oke?” 

pelukannya adalah satu–satunya hal yang membuatnya nyaman. Imannya muncul dengan perasaan tenang yang tiba–tiba melanda dirinya;

sisi lain, hampir tidak bisa tidur, karena Elan akan segera

menelepon untuk memberitahunya bahwa kondisi Frans tidak banyak berubah sejak tadi malam, meskipun ada beberapa tes yang dijadwalkan rumah sakit

formulir persetujuan jika ingin membawa ayahmu

Pingkan keberatan. Kamu bisa membawa Ayah ke rumah sakit untuk pemeriksaan menyeluruh dan semua prosedur lain yang diperlukan.”

dan segera memberikan instruksi melalui telepon. “Bawa dia ke rumah

untuk menandatangani dokumen pemindahan pasien. Baru setelalı dia melihat ayahnya didorong ke

merasakan harapan mengalir melalui dirinya. Tasya diam–diam berdoa agar Frans menerima perawatan yang lebih baik di

setelah melihat nama Pingkan di layar,

tanpa rasa takut, tanpa

rumah sakit lain? Ayahmu tidak dalam kondisi baik

terjadi,” jawab Tasya singkat. “Dia ayah saya, dan saya ingin dia sadar lebih dari siapa

sentimen palsumu, Tasya. Kamu hanya ingin ayahmu mati agar kamu bisa mengambil alih perusahaannya. Begitu bukan? Saya tahu persis bagaimana pikiranmu, kamu telah mengincar perusahaannya selama ini!” Tuduh Pingkan, memutarbalikkan

tahu Pingkan hanya membuatnya marah. “Saya tidak peduli apa yang kamu katakan. Yang saya inginkan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255