Bab 518 

“Omong kosong! Saya pria polos dan tidak ternoda, yang memiliki harga dirit” Arya memasang ekspresi bermartabat. 

“Kalau begitu, tolong beritahu bagaimana pencuri itu bisa mengambil barangmu?” 

“Wanita itu berpura–pura dikejar oleh seseorang dan tiba–tiba masuk ke mobil saya. Dia kemudian melingkarkan lengannya di leher saya dan mencurinya saat saya tidak menduganya. Saya akui saya lengah. Sial” Saat Arya menceritakan kembali kejadian 

itu, amarah dalam dirinya muncul kembali. Bagaimanapun, pencuri itu cukup cakap, karena anak buah Arya masih belum dapat menemukan informasi tentangnya sampai sekarang. 

“Katakan saja saat kamu butuh bantuan.” Elan menawarkan bantuannya, karena seluruh negara adalah wilayahnya. 

Bagi Arya, sudah cukup memalukan baginya untuk mencuri barangnya dihadapannya. Jika dia harus bergantung pada orang lain hanya untuk melacak si pencuri, itu hanya akan menunjukkan betapa tidak mampunya dia. Oleh karena itu, dia bertekad untuk melakukan ini tanpa bantuan siapa pun untuk menjaga martabatnya. “Tidak perlu. Saya ingin menangkapnya sendiri,” katanya dengan tangan mengepal. 

Saat itu, Jodi secara tidak sengaja menjatuhkan gelas di sampingnya. Namun, Raditya berhasil menangkap gelas itu tepat sebelum jatuh ke lantai. Setelah meletakkan gelas kembali di atas meja, Raditya menepuk kepala anak itu. 

“Wow! Pak Raditya luar biasa!” Jodi bertepuk tangan dengan kekaguman. 

saya punya sesuatu yang bagus untukmu nanti,” kata Raditya.

Jodi bertanya, penasaran.

adalah jam tangan dengan fungsi GPS. Dengan begitu, kami

dengan sopan

adalah tanggung jawab kami.” Arya menatap Jodi yang ada di depannya. Semakin dia melihat

melihat keduanya. Ekspresinya itu seperti

di

pada pukul sepuluh pagi, karena itu

dan meletakkan dua botol kecil obat mematikan itu ke dalam. tasnya. Kemudian, dia meminta Hilman untuk mengantarnya ke

ruang tunggu mewah sambil mendengarkan laporan

kami telah menghalangi jarum infus untuk Presdir Frans. Kami akan dapat mencegah pemberian obat begitu Pingkan

lubang

telah memasuki

di depan jendela, Tasya seperti seorang pemburu yang menunggu mangsanya jatuh ke dalam perangkapnya. Memikirkan kembali apa yang telah dilakukan Pingkan pada ayahnya, Tasya

melakukan beberapa percakapan dengan mereka mengenai kondisi suaminya tadi

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255