Bab 659

Arya, bagaimanapun, mengabaikan Salsa dan melanjutkan untuk membersihkan lukanya dengan kapas yang telah disterilkan. Ketika Arya melanjutkan untuk mengoleskan antiseptik, Salsa mendesis kesakitan dan terengah-engah. “Aduh, sakit!”

Cara Salsa berteriak sangat sugestif sehingga Arya berhenti dan menatapnya dengan tatapan dingin, seolah- olah marah karena hormonnya bereaksi terhadap suaranya.

Saat itu, tak satu pun dari mereka memperhatikan sosok marah yang berdiri di lantai dua dengan tangannya memegang pegangan tangga. Meila terbangun oleh keributan di lantai bawah, jadi dia keluar dari kamarnya dan rintihan kesakitan Salsa terdengar. Meila kemudian memutuskan untuk turun hanya untuk melihat Arya sedang membantu gadis itu membersihkan lututnya yang berdarah.

Seseorang bisa menyebutnya pertolongan pertama, tetapi bagi Meila, yang dibutakan oleh kecemburuan sehingga dia hampir tidak bisa berpikir jernih, Salsa bertindak murahan untuk menarik perhatian Arya.

“Apa yang terjadi, Arya?” tanya Meila keras, berpura-pura seolah-olah terbangun karena keributan saat dia menuruni tangga.

Salsa buru-buru menurunkan kaki celana piyamanya dan meminta maaf, “Apakah kami membangunkanmu, Nona Meila? Maaskan saya untuk itu.”

“Apakah sesuatu terjadi padamu?” Meila bertanya, menatap gadis itu.

“Saya jatuh dan lutut saya tergores tadi, jadi Tuan Arya membantu saya menghentikan pendarahan,” jawab

Salsa terus terang.

tidak berdarah lagi,

tetapi ketika Salsa melewati Meila, Meila mencengkeram pergelangan tangan Salsa dan memperingatkan dengan menggerakkan gigi, “Jauhi laki-laki saya jika kamu tidak ingin berakhir dalam

sehingga hanya Salsa

Salsa dilepaskan dari cengkeramannya, Salsa bergegas menaiki tangga, bingung dengan kebencian yang dimiliki Meila terhadapnya. Salsa ingin memberitahunya bahwa

Meila menemui Arya di dasar tangga dan berkata, “Saya rasa saya tidak bisa tidur lagi sekarang. Ayo kita

sambil menyerahkan botol susu yang diambilnya dari kulkas tadi. “Ini, kamu bisa

tidurnya

sangat marah. Jadi, Arya lebih suka bertemu dengan pelayan daripada begadang dan berbicara dengan saya. Begitukah? Sepertinya saya terlalu

dan melewati sisi ten tidur. Elan telah menelepon Luki, wakil Presdir Jewelia, dan memintanya untuk mampir ke rumah

meninggalkan Tasya yang menunggu kedatangan Luki di rumah. Saat

itu benar-benar berubah sekarang, orang yang tidak boleh diabaikan dalam keadaan apa pun,

agar mau menerima hadiah rumah berkualitas tinggi dan menyuruhnya memberikan informasi

merasa Tasya bisa menjadi atasannya. Ternyata,

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255