Bab 662

Kenangan masa kecil terlintas di benak Luna seperti adegan film lama, membuatnya berani. Oleh karena itu, dia tidak dapat menahan diri untuk mengatakannya ketika dia bertanya, “Elan, apakah kamu masih ingat saat saya memecahkan vas di rumah keluargamu? Saya rasa saya berusia sekitar delapan tahun saat itu, dan saya sangat takut sehingga saya tidak bisa berhenti gemetar, Kamulah yang disalahkan karena saya, dan saya berhasil lolos tanpa hukuman!”

Elan sedikit terkejut dengan cerita itu ketika dia bertanya, “Apakah saya melakukannya? Haha. Saya benar- benar lupa.”

Bibirnya melengkung membentuk senyuman. “Ya, saya masih ingat, karena itu adalah saat-saat paling bahagia di masa kecil saya. Mereka mengatakan bahwa masa kecil yang bahagia adalah obat yang menenangkan rasa sakit saat tumbuh dewasa. Jadi, saya rasa saya harus berterima kasih karena kamu telah memberi saya beberapa kenangan masa kecil terbaik.” Luna menatapnya setelah menyelesaikan kalimatnya dan tatapannya melekat pada sosok yang sangat dia kagumi.

Mendengar apa yang Luna katakan, Elan tersenyum ala kadarnya. “Apakah kamu bersenang-senang di luar negeri?”

“Saya rasa begitu, meskipun saya agak kesepian,” Luna mengaku sambil menghela napas.

“Jika saya menemukan seseorang yang cocok, saya pasti akan mengirimkannya padamu.”

malu sambil bergumam, “Kamu bahkan tidak tahu

“Ayo, katakan pada saya.” Elan ingin tahu

matanya seolah sedang berpikir. Senyum manis merekah di wajahnya saat dia menatapnya dan berkata, “Saya tidak meminta banyak hal. Saya ingin seseorang setampan dan cakap

Elan melihat sinar yang membara di mata Luna. Jika Elan pria lain, dia mungkin menggunakan cintanya sebagai sesuatu untuk dibanggakan kepada teman-temannya. Tapi Elan bukan pria seperti itu, dan

tidak ingin mendengar hal seperti itu lagi. Tasya adalah satu-satunya wanita untuk saya, dan

tapi tidak ada

dan dengan cepat menjelaskan, “Saya pikir kamu salah paham,

seperti adik bagiku; selalu, akan selalu begitu,” kata Elan sementara

dari segalanya, Luna terkejut ditolak olehnya. “Maafkan saya jika saya membuat lelucon dan terlalu berlebihan, Elan.

tidak membiarkan Luna melanjutkan penjelasannya, baik itu benar atau salah. “Saya ada rapat, jadi

dia

perlahan, “Saya akan pergi sekarang. Selamat tinggal, Elan.” Ketika Luna keluar dari kantor, dia mencengkeram bagian depan kemejanya dan menatap ke angkasa tak berdaya.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255