Ruang Untukmu

Bab 679 

Bab 679

“Saya pamit dulu.” Kirana bergegas pergi karena dia tidak mau mengganggu Tasya.

Dia mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang. “Ada apa?” tanya seorang laki–laki di ujung telepon.

“Saya menerima proyek iklan Jewelia. Jadi, bagaimana kamu akan merayakannya untuk saya, Pak Jeremi?” tanya Kirana dengan bangga.

“Saya akan pilih hotel untuk merayakannya malam ini.” jawab Jeremi.

Kirana dengan senang membalasnya sambil berkata pada dirinya sendiri. Nama belakangnya adalah Prapanca, tapiJeremi Prapanca hanyalah generasi kedua dari keluarga tidak terlalu kaya?

Malam harinya, saat dia tangan Jeremi menggandengnya, dia menanyakan pertanyaan yang sejak tadi mengganggu pikirannya. “Jeremi, kamu bilang Elan Prapanca adalah sepupumu. Kenapa keluarganya sangat kaya raya dan keluargamu hidup sederhana?” tanya Kirana.

“Maksudmu, keluarga kami tidak punya uang, begitu?” cibir Jeremi dingin.

“Tentu saja keluargamu lebih kaya dari orang lain, tapi kamu tidak ada apa–apanya dibandingkan Elan Prapanca!” ujar Kirana.

Sambil menghela napas penuh rasa jengkel, Jeremi berkata, “Kalau saja Nyonya Prapanca tidak panjang umur, mungkin kami sudah jadi Direktur di Grup Prapanca. Ayah saya bilang kalau wanita tua itu meninggal, cepat atau lambat keluarga kami akan jadi kaya raya.”

tidak

yang jadi pemimpin di perusahaan, sialan, memangnya dia tahu apa?”

rumah kontrakan bobrok di luar negeri, sekarang bisa

menunggu nasib sial mendatangi Tasya

tapi rasanya waktu berputar dengan cepat saat Salsa menemani kedua orang tuanya. Dia melupakan sesuatu karena

William.

menerima telepon dari

saya dua hari lagi, Pak Arya,” pinta Salsa

Apakah kondisi Ayahmu sedang kritis?” tanya Arya datar.

saya masih membutuhkan saya untuk melakukan beberapa hal

beliau.”

berikan izin cuti dua hari lagi,” balas Arya dengan sopan.

sesuatu, dia menghela napas lega lalu berkata, “Pak

suara lirih. “Iya?”

tutup teleponnyal” ujar Salsa lalu menutup telepon itu sambil menggenggam ponselnya, karena

bertunangan. Tapi setelah merenungkannya, dia sadar kalau tidak ada sesuatu di antara

rumah sendirian malam itu dan berencana untuk bertemu dengan orang tuanya besok pukul 12.00 siang untuk

di situasi sulit.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255