Bab 683

5 mutiara

Donni dan istrinya berada dalam situasi yang sulit. Mereka hanya bisa membatin, kami mengira menikahkan anak perempuan kami akan jadi sebuah hal yang membahagiakan, tapi hadiah pernikahan yang diminta pihak mempelai laki–laki benar–benar konyol.

“Jangan bilang kalau kamu ragu–ragu memberikannya, Donni.” Endra terus mencoba membujuknya.

“Yah, tidak seperti itu. Kami akan menyiapkan hadiah pernikahan dari kami, tapi tanah itu atas nama Ayah saya. Saya rasa saya tidak berhak membicarakan hal ini.”

“Tapi, saya dengar kamu mewarisi tanah itu dari beliau. Jadi, jelas kamu bisa memutuskannya. Kita juga pasti ingin anak kita memiliki tempat tinggal yang bagus, bukankah begitu? Kamu akan menyiapkan tanahnya dan kami akan membantu pembangunan vilanya. Pada akhirnya, ini menguntungkan anak–anak kita.

“Tuan dan Nyonya Yulius, saya tidak terlalu pemilih untuk tempat tinggal saya. Dan saya juga memiliki rumah saya sendiri, jadi setelah saya dan Choki menikah, kami bisa tinggal di apartemen saya,” ujar Salsa.

“Sebuah apartemen? Tidak bisa. Choki tidak bisa tinggal di apartemen. Sekedar kalian tahu saja, kami selalu memberinya semua hal yang terbaik sejak dia masih kecil.” tolak Margareta dengan tegas dan terdengar seolah anak laki–lakinya adalah sebuah permata langka yang berharga.

berhenti di depan pintu masuk restoran. Para pengawal keluar dan membuka pintu kursi penumpang belakang.

sudah pesan

untuk mencari seseorang,” jawab

Ruang VIP

sini, Pak.” Seorang pelayan melayani mereka dengan penuh antusias. Sambil mengantar mereka ke Ruang VIP Geranium, pelayan itu tak tahan untuk curi pandang pada tamu laki–laki itu. Dia benar–benar tampan!

saat yang bersamaan, suasana Ruang VIP Geranium menjadi sedikit canggung. Keluarga Yulius bersikeras untuk mendapatkan tanah itu,

dan terdengar suara manis seorang pelayan yang mempersilahkan seseorang masuk. “Silahkan masuk, Pak.”

keluarga itu menoleh dan menatap ke arah pintu, terkejut saat seorang laki–laki yang

laki–laki itu, sampai dia berdiri dari tempat duduknya. “Pak Aıya, kenapa

Dia memicingkan matanya sambil membatin, apakah ini laki-laki yang akan Salsa

melihat laki–laki itu, mereka pun terkejut dan tidak berani

Choki melihat tamu yang tidak diundang itu, sesuatu dalam dirinya seolah mengingatkan dia untuk berhati–hati pada laki–laki ini. Jadi, dia berdiri dan berkata dengan nada tidak sopan, “Siapa kamu? Apa kamu sadar kalau

tidak enak, dia langsung mengenalkannya pada Arya. “Choki,

ini? Bagaimana mungkin kamu mengajak teman laki–lakimu ke pesta pertunangan kita?” tanya Choki dengan marah. Saat dia melihat laki–laki itu begitu tampan, dia

menunjukkan kalau ada kesalahpahaman. Dia mengulurkan tangannya menarik dan mendorong Arya ke arah pintu.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255