Bab 698

3.45%

5 mutiara

Secara tak sadar lengan Salsa sudah melingkari leher pria itu. Pikiran tentang Arya ada di benaknya akhir- akhir ini dan Salsa merasa kalau dirinya sangat tertarik pada pria itu.

Salsa bertanya–tanya kapan tepatnya dia jatuh cinta pada Arya. Apakah saat pria itu mempertaruhkan dirinya untuk menyelamatkannya di pantai; atau saat dia mencoba menyelamatkannya tetapi akhirnya berguling menuruni bukit bersamanya; atau ketika dia melunasi hutang ayahnya?

Sepanjang hidupnya, tak pernah ada seseorang yang mengorbankan diri untuknya seperti yang Arya lakukan selain keluarganya.

Semakin lama, ciuman di antara mereka semakin dalam. Salsa tak bisa menahan kepanikan karena semuanya berjalan di luar kendalinya. Saat ini, Arya sudah mengeluarkan getaran berbahaya seolah–olah dia bisa melahapnya dengan ciuman itu.

Merasakan bahwa tubuh Salsa menegang di bawah sentuhannya, Arya pun segera melepaskannya. Emosi telah melonjak di matanya dan ekspresi wajahnya juga menunjukkan tanda–tanda kalau dia menahan diri. Terlebih lagi, dia merasa seperti tubuhnya terbakar dalam api dan kobaran itu perlahan–lahan sudah menuju ke otaknya, menggerogoti semua kesadarannya.

Semakin Arya berusaha melakukan sesuatu padanya, semakin dia menjadi bingung dengan hasilnya. Pada saat yang sama, bahkan jika dia ingin memicu reaksi dari Salsa untuk mengamati pengaruh Salsa terhadap dirinya, dia tetap tak ingin menakut–nakuti gadis itu dengan membuat satu langkah yang salah.

Saat rasa kebuntuan semakin berat di antara mereka, seseorang telah membunyikan bel.

Mengira kalau pengawalnya sudah berada di luar dengan pakaian bersih, Arya pun berbalik untuk membuka pintu. Seperti yang dia duga, yang berdiri di sana adalah salah satu pengawalnya, tetapi Meila sudah melangkah ke dalam ruangan dengan sepatu hak tingginya sebelum pengawal itu bergerak.

Begitu dia melihat pemandangan di dalam kamar tidur di mana penghuninya hanya mengenakan jubah mandi, gadis itu menoleh ke arah Salsa dengan giginya yang terkatup dan tubuh Meila bergetar tak terkendali saat dia menjadi marah karena iri.

bermain di kamar

Kenapa kamu ada di sini?” Meskipun Arya mengarahkan pertanyaan itu padanya, matanya

tatapan bosnya. Tak dapat menolak permintaan Meila, pengawal itu membiarkannya mengikuti tanpa ada

mata Salsa bertemu dengan tatapan Meila, dia langsung menyadari bahwa Meila telah salah memahami

pula, itu adalah kesalahpahaman besar.

Dengan suara yang berat, Arya memberikan perintah

sudah dipenuhi dengan kebencian saat dia menatap Salsa untuk terakhir kalinya sebelum keluar dari

kamar.

pakaian bersih. Mereka bahkan membawakan pakaian dalam untuk saya, pikirnya. Pasti pelayan Meila yang telah menyiapkannya untuk

kembali lagi

kursi belakang.

berhenti dengan kuat dan Meila memanfaatkan

“Ah!”

keadaan mereka, tubuh bagian atas Meila sudah bersandar dengan lemah ke depan dada

Meila untuk

bersandar padamu!” Meila menolak untuk menunggu jawabannya dan menempel pada Arya dengan kekuatan besar.

berusaha sebaik mungkin untuk tidak memperhatikan keributan

fakta yang jelas bahwa Meila memang menyukai Arya. Selain itu, mereka berasal dari latar belakang keluarga yang mirip, yang menambah kemungkinan kalau Meila bisa menjadi calon

meletakkan harapannya, tetapi ketika dia mendengar Meila sudah bermanja- manja pada

merasakan pikirannya yang mendung. Dia bertanya–tanya apakah dirinya merasa sakit karena mabuk kendaraan, atau apakah itu

kehangatan yang menyelimuti pipinya, Salsa meletakkan tangan di wajahnya. Saat merasakan sensasi

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255