Ruang Untukmu

Bab 880 

Ruang Untukmu

Bab 880

“Kamu sengaja melakukannya.” Raditya sangat yakin dia melakukan itu sebagai balas dendam. Mata Anita terpaku pada area basah di celananya lalu menelan ludah. “Saya benar-benar tidak bermaksud seperti itu. Ini tidak sengaja.”

“Keluar!” bentaknya dengan jengkel.

Anita menggigit bibirnya sambil memejamkan mata karena merasa kecewa. Kenapa hal ini bisa terjadi? Kopi itu adalah tawaran untuk membuatnya menyukai dirinya, tetapi sekarang dia malah sudah melukainya.

“Saya akan mengantarkan secangkir kopi pengganti.” Dia kemudian bergegas keluar dari kamar dengan pipi merona merah.

Raditya berjalan ke lemari untuk mengambil celana sebelum menuju ke kamar mandi. Di bawah pancuran, rasa kesal membuncah di dalam dirinya seiring darahnya mendidih oleh gairah

nafsu.

Meskipun perempuan itu hanya menyentuhnya beberapa kali, tetap saja dia bereaksi atas

sentuhan itu.

dan polos. Diapun kemudian menyadari gairah yang membakar di dalam dirinya tidak mungkin dipadamkan hanya

Anita, yang kembali untuk membersihkan lantai. Rambutya diikat kuncir kuda. Dia tidak terlihat seperti seseorang yang sering membersihkan rumah sehingga dia mengepel lantai secara tidak beraturan sampai tidak sengaja mendorong tong

terbalik, sampah yang tumpah

lengannya dan mengagumi dia yang sedang membersihkan

membersihkan lantai, Anita lanjut merapikan berkas yang ada di atas meja. Beberapa helai rambut panjangnya terlepas dari belakang telinganya, membuat wajahnya yang cantik terlihat

Raditya sedikit menyipit

bila diperhatikan, Anita berbalik dan tersenyum padanya. “Kamu sudah berganti

meja lalu keluar dari kamar itu. Tak lama, dia kembali

baru. Kali ini, dia membawa dua cangkir; satu cangkir

sadar bahwa tempat paling nyaman di kamar Raditya adalah sofa. Karena kurang tidur, maka tidak ada tempat yang ingin dia kunjungi selain sofa di mana dia bisa meringkuk seperti bola sambil membaca salah satu koleksi

untuk dinikmatinya saat ini. Bagaimanapun juga, rasanya seperti sebuah cara yang luar biasa untuk

mejanya. Kemudian dia kembali ke rak buku, mengambil buku dari sana, dan duduk di sofa. Sambil menyilangkan kaki, dia

kamarnya tanpa minta izin, Raditya merasa senang. Ini pertanda bahwa gadis itu

membuka laptopnya, dan memeriksa surel yang diterima. Meskipun tidak saling berbicara, mereka sama-sama nyaman berbagi

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255