Bab 896

“Bukannya saya meremehkanmu; hanya saja kamu kemampuanmu masih sangat kurang.” Raditya menghadapkannya dengan kebenaran.

Anita menggigit bibir bawahnya karena tidak senang, matanya yang indah menyipit karena tidak senang. “Apa kamu yakin? Jangan meremehkan saya.”

“Saya mampu menghadapi seratus musuh sepertimu,” dia membual dengan angkuh.

Wajahnya berkerut karena marah saat dia mendengar kata-kata Raditya, seolah-olah dia telah didorong ke dalam lumpur oleh Raditya. Jelas sekali bahwa Raditya telah meremehkannya sehingga membuat Anita mengepalkan tinjunya dengan kuat sebagai tanggapan, dan dia bertekad untuk membuktikan dirinya.

“Ayo. Saya akan membuatmu menderita.” Dia mengepalkan kedua tinjunya dan mengambil langkah maju sebelum siap dalam posisi bertarung.

Raditya menyeringai saat dia melihat gerakan aba-aba meninju Anita dengan tangan terlipat.

Pada titik ini, Anita ingat bahwa dia sedang belajar membela diri, jadi dia terbatuk dan berkata, “Peluk saya lagi.”

Kemudian, dia menurunkan tangannya dan mendekati Anita. Dia mempertahankan posisi tubuh sebelumnya dengan memeluk pinggang Anita dan menundukkan kepalanya. Akhirnya, Anita melingkarkan tangannya di leher Raditya dan dengan sengaja menyentuh pipi Raditya dengan bibir lembutnya.

Mata Raditya terbelalak seketika dan ketenanganya yang biasa lenyap dalam sekejap.

dia menekuk lututnya, meraih leher Raditya dan menendang bagian tubuh Raditya yang

menunjukkan belas kasihan. Karena Raditya telah meremehkan Anita, dia

dan rasa ingin tahu

mencoba meraih sesuatu dengan panik. Karena itu, Raditya memeluknya dengan tangannya yang panjang meskipun dia sendiri juga kesakitan, tetapi

untuk meredam

dia bisa mendapatkan

di pinggang Anita dan telapak tangan lainnya di

dengan cemas saat dia mengingat berapa banyak kekuatan yang dia pusatkan dalam

Selain rasa sakit karena ditendang,

mereka dipisahkan hanya dengan dua potong pakaian, memungkinkan ereksinya terlihat. Saat dia memperhatikan kondisi Raditya, wajahnya yang cantik berubah menjadi

memerintahkan

bangun juga! Di sisi lain, tangan dan kakinya lambat bereaksi,

dan duduk kembali, dan posisinya

dan menatap Raditya, tetapi dia tidak menduga akan beretemu dengan tatapan Raditya yang tajam, seolah-olah

menjauh dari tubuh Raditya dan duduk bersila ke samping. Ketika dia berdiri, matanya yang indah melesat dengan panik, tidak lupa melirik bagian

membela diri, bukan mengajarinya untuk merayu lawan menggunakan kecantikannya.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255