Bab 911

Arini menggunakan nada interogatif terhadap Anita karena Anita tiga tahun lebih muda darinya. Anita berusia 24 tahun tahun ini, sedangkan Arini sudah berusia 27 tahun.

“Kamu salah paham. Saya tidak melakukan sesuatu yang salah. Saya hanya tinggal di sini sebentar,” jawab Anita dengan tenang.

“Apa kamu dan Kapten Raditya benar–benar berkencan? Dari apa yang saya dengar, kalian bukanlah sepasang kekasih.” Arini sangat marah tentang tadi malam sehingga hal pertama yang dia lakukan di pagi hari adalah menanyakan tentang Anita dan Raditya–hanya untuk mengetahiti bahwa mereka hanya saling menggoda. Mereka tidak pernah mempublikasikan status hubungan mereka.

“Bagaimana orang lain tahu tentang urusan pribadi kami?” Anita tidak ingin diganggu oleh Arini, jadi setelah dia selesai berbicara, dia berbalik dan hendak kembali ke asrama.

Arini menoleh dan menatap punggung Anita. “Saya sangat menyukai Kapten Raditya.”

Arini dengan tatapan cemas. Tentu saja, Arini menangkap ekspresinya dan bertanya dengan arogan, “Ada apa dengan wajah itu? Apa hanya kamu yang diizinkan untuk menyukainya dan tidak ada orang lain yang

sambil tersenyum, “Kalau begitu, saya menyarankan padamu untuk tidak membuang waktu; dia tidak akan menyukaimu.” Dia tidak yakin apa yang telah terjadi, tetapi pada saat itu, dia benar–benar yakin tentang

bahwa Kapten Raditya tidak akan menyukai saya?” Arini menyisir rambut panjangnya menggunakan jari–jarinya untuk memperlihatkan riasannya yang halus;

baru saja mulai membuat beberapa kemajuan, dan mudah untuk jatuh ke

keamanan yang cukup, atau jika mereka lebih mengenal satu sama lain, kata- kata Arini akan menjadi duri dalam daging bagi Anita. Anita kembali ke kamar dan duduk di sana sebentar. Selama waktunya di sini, tidak ada hiburan dan kebisingan dari

untuk berjalan–jalan di sepanjang jalan menuju ke kolam mata air di pegunungan. Dia memetik bunga liar, mengikatnya menjadi

melihat seekor tukik dengan bulu- bulu halusnya terjerat oleh tanaman merambat. Salah satu sayapnya

bisa ditarik keluar.

sarangnya di puncak pohon, dan sekarang ia mengeluarkan suara kicau yang tak berdaya dan menyedihkan. Jelas sekali karena tukik itu telah berjuang di sana untuk waktu yang lama tetapi

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255