Ruang Untukmu

Bab 913 

Bab 913

Teddy dan Jodi sama–sama tercengang. Ternyata, kedua pria itu tidak perlu jauh–jauh untuk membantu, melihat betapa ‘romantis‘ situasinya. Omong-omong, apa yang sedang dilakukan Pak Raditya? Dia tak pernah menunjukkan minat kepada wanita sebelumnya.

Kedua pria itu saling memandang dan memutuskan untuk pergi diam–diam — adegan pasangan itu yang memamerkan kemesraan di hadapan dua pria lajang itu secara paksa bukanlah sesuatu yang ingin mereka lihat di pagi hari.

Cahaya pagi memancarkan lapisan halo pada Raditya dan Anita. Akhirnya, Raditya akhirnya melepaskan Anita dan wanita itu pun terus membenamkan wajah di leher Raditya karena merasa malu. Hanya setelah beberapa saat, Anita mengangkat kepalanya. Lalu, dia menatap Raditya dengan lembut sambil menyeringai. Wajah Raditya yang tampan juga sedikit memerah karena malu, tetapi dia tak menghindari tatapan Anita.

Begitu Raditya mengamati dan menatap bibir merah Anita yang lembut, Raditya saja sampai mau melanjutkan dari bagian yang ditinggalkannya terakhir kali. Sebenarnya, dia terkejut dengan perilaku Anita. Dia sendiri tak bisa mengendalikan hasrat untuk mencium Anita. Kendali dan akal sehat Raditya lenyap, dan hanya terus berfokus pada wanita memikat yang berada dalam pelukannya itu.

Turunkan saya,” pinta Anita.

Raditya tak punya pilihan selain menurut. Saat Raditya baru saja akan membantu Anita, dia melihat Anita segera berbalik dan berjongkok, mencari sesuatu.

“Kamu cari apa?” tanya Raditya perlahan.

belum tumbuh bulu, Anak burung itu terjerat tanaman rambat. Saat saya mencoba menyelamatkan si

Anita memanjat pohon, mengabaikan keselamatannya sendiri, hanya untuk menyelamatkan seekor burung. Kalau Raditya tidak mendengar Anita berteriak minta tolong, wanita itu akan terjatuh dari pohon. Dengan ketinggian seperti

berseru, “Burung itu ada di sini!”

memegang anak burung itu, Anita melihatnya menggigil dengan bulu

seru Anita sambil memegang burung itu lebih dekat ke arah

Aditya tetap tenang karena dia tidak terpengaruh dengan keimutan burung itu. Lalu, dia meminta Anita sembari berseru serius, “Jangan pernah mengabaikan keselamatanmu lagi nanti. Tidak ada yang

karena takut Raditya akan meremas burung itu sampai mati seketika. Seperti yang sudah diduga Anita, suara

“Buang–burung itu.”

payah menyelamatkan anak burung ini. Sekarang, saya malah harus membuang burung ini. Lihatlah, sarang burung ini ada di pohon

mengikuti arah tangan Anita melihat ke sarang sambil melirik wanita yang sedang

yang lebih baik di antara pilihan yang terburuk. Jadi, Raditya merentangkan tangan sambil mencoba mengambil burung itu. “Berikan

lakukan? Kamu tidak bisa membunuh burung ini!” seru

semula,” jawab Raditya yang terdengar

kamu tidak akan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255