Ruang Untukmu

Bab 946 

Bab 946

Anita menyerahkan cangkir tehnya kepada pria di depannya. “Bisakah kamu menuangkan saya secangkir teh lagi?”

Raditya mengangkat teko tua itu dan menuangkan secangkir teh lagi untuknya.

Anita memegang cangkir teh dengan kedua tangan untuk menghangatkan tangannya sebelum mencicipi teh dalam tegukan–tegukan kecil.

Bibir Raditya melengkung membentuk senyuman yang nyaris tak terlihat saat dia menatap Anita dengan penuh minat.

Anita sedang meminum tehnya ketika dia mendongak dan melihat mata pria yang tersenyum di seberangnya. Merasa malu selama beberapa detik, dia segera meletakkan cangkir tehnya dan mulai mengamati tempat itu.

Restoran itu bisa dideskripsikan sebagai tempat yang sederhana dan bersahaja, tetapi terasa sedikit kuno. Ketika hidangan akhirnya disajikan, Anita menyadari bahwa dia sudah lama tidak makan makanan segar dan lezat seperti itu. Dia mengambil sepotong roti bawang putih dan mulai memakan dengan lahap tanpa keanggunannya yang biasa.

Duduk di seberangnya, Raditya tak bisa menahan diri untuk tidak menganggap bahwa pemandangan Anita yang sedang makan itu sangat lucu. Dia tidak terlalu lapar, tetapi bisa melihat wanita itu makan dengan gembira membuatnya berada dalam suasana hati yang baik.

dia menutup mulutnya karena malu, berharap tanah akan terbuka dan melahapnya. Yang dia makan hanyalah tumis ayam, salad hijau, dan semangkuk sup jamur

berdiri dan pergi untuk

pada saat ini, hujan di luar berhenti. Namun, di sekelilingnya gelap gulita. Karena tidak’ada lampu jalan di sini, banyak yang berkeliling

mereka datang. Namun, pada saat ini, langit sudah gelap gulita.

jalan kecil di luar restoran, Raditya menyalakan senter di ponselnya untuk menerangi jalan mereka kembali, menggenggam tangan Anita secara alami. Wanita itu mencoba menarik

saya, oke? Saya bisa jalan sendiri,” pinta Anita.

sini tidak rata. Lebih aman kalau saya menggandengmu.”

masih sangat

tiba–tiba mendengar suara anjing menggonggong dengan keras dari sebuah gang di dekatnya. Ketakutan, dia buru–buru bersembunyi di sisi lain

pikir adalah suara anjing yang berlari ke arahnya, dia

itu, Raditya mengulurkan tangannya

sekali tidak menyadari dirinya sedang bersembunyi di dalam pelukan pria berdada bidang itu dan

dan menggonggong dengan marah pada keduanya, namun anjing itu tidak berani mendekat, seolah–olah

payungnya ke anjing

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255