Bab 1019

“Dia berada di balik dinding taman,” Rendra menjelaskan sementara seorang pelayan

menyodorkan sebuah kantong primordial kepadanya. Rendra kemudian memasukkan kucing itu ke dalam tas sebelum menutupnya. Sepertinya saya harus memandikannya.

“Apa dia terluka?”

“Tidak. Hanya bulunya yang kotor,” dia menenangkan Raisa sebelum menghadap pelayan itu. “Saya akan makan malam di sini.”

“Nyonya Starla menelepon untuk memberi tahu kami bahwa dia ada janji dengan Tuan Raditya. Kami akan menyiapkan makan malam untuk Anda dan Nona Raisa,” jawab pelayan itu.

Alis Rendra mengerut. Ketika pelayan itu berbalik, Rendra tiba–tiba menambahkan, “Sudahlah. Saya akan mengajak Nona Raisa ke tempat lain untuk makan malam.”

Raisa bingung sambil mengedipkan luar?”

tanya yang berbinar. “Apa kita akan makan malam di

“Hmm. Kamu harus membersihkan diri dan mengganti pakaianmu. Saya akan menunggumu,” ucap Rendra.

Jantung Raisa berdebar–debar membayangkan pergi makan malam dengannya. Perubahan. rencana yang tiba–tiba itu sungguh membuatnya terkejut dan gelisah karena belum pernah sekalipun dia makan malam berdua dengannya.

Oleh karena itu, dia kembali ke kamarnya untuk mandi. Mempertimbangkan betapa terlambatnya saat itu dan kemungkinan pria itu menjadi tidak sabar karena menunggu, dia mengeringkan rambutnya dan turun ke lantai bawah dengan wajah polos. Dia ingin merias. wajahnya, tapi tidak ada waktu untuk itu.

“Pak Rendra, saya sudah siap.” Dia tersenyum pada pria yang sedang duduk di sofa.

Dia berpakaian seperti seorang mahasiswa–jaket tipis berwarna putih; celana jin dan sepatu kets putih.

dia merasa harus menahan napasnya. Udara sudah cukup tenang dengan kehadiran dua pengawal itu. Sekarang ada pria lain yang memancarkan aura yang kaku membuat pikirannya linglung dan dia bahkan

untuk dibicarakan.

saling bertemu selama bertahun–tahun ketika dia melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Rendra memang muncul ketika Starla merayakan kelulusan Raisa dari sekolah menengah

yang berani

penerjemahan menghubungimu?” Rendra

tervata–bata

yang mendorongnya untuk bertanya, “Bolehkah saya menjawab

bahwa adalah suatu dosa baginya untuk

“Tentu.” Rendra mengangguk.

layar. Meskipun terkejut dan senang, dia tetap

Haruskah

Kamu harus pulang dan beristirahat lebih awal. Kita akan bertemu besok.” Raisa tersenyum tipis.

pria di sebelahnya dapat mendengar suara yang bergema dari ponselnya karena kesunyian di

tidak merindukan saya?” gerutu

ke

bertemu untuk makan dan menonton film

kembali ke negara ini,

lain, Rendra menoleh ke luar jendela, seakan–akan dia sedang melamun. Namun, dia terus mendengarkan betapa bahagianya

teleponnya, dia menoleh ke arah Raisa dan melihat senyuman di bibirnya. Ekspresi kegembiraannya

menatap gadis itu sementara bayangan-bayangan kenangan masa lalu melintas di kepalanya.

gadis kecil ke rumah, yang menangis tanpa henti dengan tangan yang

ada yang

departemen penerjemahan menghubungimu?” Rendra

tervata–bata karena gugup.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255