Ruang Untukmu

Bab 1049

Pria itu mendengus kesal. “Apa kamu begitu ingin tidak berurusan dengan saya?”

Raisa baru saja akan mengatakan sesuatu sebagai balasan ketika dia merasakan sesuatu yang licin. bergerak melewati sepatunya. “Aaaah!” dia menangis dan melompat ketakutan.

“Apa yang terjadi?” Pria di luar buru–buru bertanya.

“Sesuatu baru saja melewati kaki saya. Saya tidak tahu apa itu ular atau tikus!” Suara Raisa bergetar. Dia merasa bahwa itu adalah ular. Ada dahan di luar, jadi bukan tidak mungkin seekor ular merayap masuk melalui jendela. Hiss… “Dia tiba–tiba berteriak kesakitan. Ternyata, dia membenturkan kepalanya pada sesuatu saat berjalan mundur.

di

Raisa menyadari apa yang terjadi, dia melihat pria di luar menendang pintu. Dia buru- buru melangkah ke pinggir. Yang bisa dia dengar hanyalah suara beberapa tendangan yang cepat dan kuat. Segera setelah itu, pintu baja tua

Ketika aroma hormon laki–laki yang menyegarkan dan manis menyerang lubang hidungnya, pikirannya benar–benar kosong; yang bisa dia

bagian belakang kepalanya dalam kegelapan dengan penuh kasih sayang, yang memberinya rasa aman. Berkat kegelapan, dia menikmati pelukannya dengan lebih alami, meski dia masih sedikit ketakutan dengan tangan mungilnya mencengkeram jas Rendra. Bukan hanya karena pintu yang dia tendang, melainkan juga karena perasaan dipeluk dalam kegelapan

kegelapan, dan membenturkan hidungnya ke hidung Rendra secara tidak sengaja. Begitu napas mereka berbaur, dia menjadi kaku. Saat itu, dia merasakan napas Rendra mendekat… Pria itu memegang bagian belakang kepalanya dengan lembut namun mendominasi, seolah–olah

bibir tipis yang sedikit dingin itu bertemu dengannya dalam kegelapan. Dia merasa seolah–olah beberapa kembang api telah meledak di kepalanya, menerbangkan akal schatnya sehingga hanya indranya yang bekerja selagi dia diselimuti oleh aroma hormon yang memikat. Mungkin karena dia menikmatinya atau karena ini terlalu berlebihan baginya,

Emir terdengar di luar. “Pak Rendra… Pak Rendra, apa Anda baik–baik saja?!” Ternyata, dia mendengar suara pintu jatuh dari jauh sambil mencari seseorang untuk membukanya. Karena itu, dia buru–buru berbalik tanpa meminjam kunci,

mendengar suaranya, dia langsung berhenti mencengkeram

dan malah mendorongnya.

Napasnya berat dalam kegelapan, dan napasnya yang hangat membuat pipi Raisa merona saat mengenai wajahnya. Jika lampu menyala, akan terlihat jelas bahwa dia tersipu merah.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255